(IslamToday ID) – Kota Sirte di Libya semakin membara. Kedua pihak yang berkonflik sama-sama telah mengerahkan ribuan pasukan untuk berperang.
Kabar terbaru yang diterima pada hari Rabu (29/7/2020), sudah puluhan ribu pasukan bersenjata berada di sekitar kota kaya minyak itu.
Militer Turki terdeteksi telah memasukkan hampir 20.000 tentara bayaran untuk mendukung pertempuran pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Direktur Observatorium Suriah, Rami Abdel Rahman mengungkapkan Turki mengerahkan tentara bayaran yang direkrut dari Suriah. Total hampir 16.500 tentara bayaran yang masuk ke Libya secara bertahap dalam tiga bulan terakhir.
Tentara bayaran yang dikerahkan Turki ke Libya disebutkan berasal dari kelompok-kelompok jihadis dan anggota teroris ISIS.
“Intelijen Turki telah memindahkan kelompok-kelompok jihad dan anggota ISIS dari berbagai negara asing, dari Suriah ke Libya dalam beberapa bulan terakhir,” kata Rami seperti dikutip di Ahval News, Kamis (30/7/2020).
Sementara itu, Tentara Nasional Libya (LNA) juga tak mau kalah. Dengan bantuan dari Rusia, kini LNA telah memiliki puluhan ribu tentara bayaran yang siap berhadapan dengan GNA, Turki dan tentara bayarannya.
Dikabarkan, Rusia melalui agen Wagner Group telah merekrut tentara bayaran dari negara-negara Afrika, seperti Sudan dan Republik Chad. Konvoi tentara bayaran itu terdeteksi telah memasuki wilayah Sirte.
Sedangkan ratusan kilometer di perbatasan Libya, ribuan tentara dari Angkatan Bersenjata Mesir juga dalam siaga penuh. Mesir bahkan telah mendapatkan restu dari parlemen untuk angkat senjata di Libya, walaupun sampai saat ini baru diberikan mandat untuk beroperasi di sekitar perbatasan kedua negara saja tanpa harus ikut tempur di Sirte.
Tak ada informasi akurat tentang kapan perang besar di Sirte bakal pecah. Sejauh ini negara-negara dunia telah menyerukan agar kedua belah pihak untuk menyelesaikan konflik dengan jalan damai. Sebab, ada ratusan ribu warga sipil yang terancam jadi korban jika perang benar-benar terjadi di Sirte. [wip]