(IslamToday ID) – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu membalas seruan para demonstran yang memintanya mundur. Ia menuduh para demonstran menginjak-injak demokrasi karena telah terhasut oleh media.
Netanyahu yang dilantik untuk masa jabatan kelima pada Mei lalu, sering mengeluhkan pemberitaan pers yang bias terhadapnya. Menurutnya, beberapa dakwaan yang dihadapinya dalam persidangan korupsi berkaitan dengan dugaan upaya untuk mencari liputan yang menguntungkan dari para pemilik media.
Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan demonstran berkumpul di depan rumah dinas Netanyahu di Yerusalem pada hari Sabtu (1/8/2020) malam. Para demonstran juga memadati jalanan di pusat kota Yerusalem. Mereka memprotes dugaan korupsi dan krisis ekonomi akibat penguncian selama wabah virus corona.
Netanyahu membantah melakukan kesalahan dalam tiga kasus korupsi terhadapnya. Ia mengkritik protes massa dan media pada pertemuan kabinet mingguannya.
Jika demonstran menggambarkan kampanye mereka sebagai upaya untuk melestarikan demokrasi Israel, namun bagi Netanyahu demonstrasi itu sebagai upaya untuk menginjak-injak demokrasi. “Demonstrasi ini dipicu oleh mobilisasi media,” ujar Netanyahu seperti dikutip di CDE, Minggu (2/8/2020).
Ia menuduh pers Israel melakukan hal yang mirip dengan Korea Utara (Korut) dalam dugaan bias terhadapnya. “Mereka tidak melaporkan demonstrasi, mereka berpartisipasi di dalamnya. Mereka mengompori,” kata Netanyahu.
Namun, Netanyahu yang tahun ini berusia 70 tahun, mengatakan tidak ada yang berusaha membatasi demonstrasi, di mana banyak dari demonstran adalah anak muda Israel. Jajak pendapat menunjukkan popularitas Netanyahu mulai merosot.
Mitra koalisi utama Netanyahu, Menteri Pertahanan Benny Gantz dari Partai Biru Putih, pada pertemuan kabinet mengatakan, “Hak untuk memprotes adalah darah kehidupan demokrasi.” [wip]