(IslamToday ID) – Konflik di perbatasan China dan India yang biasa disebut Line of Actual Control (LAC) atau Garis Kontrol Aktual di Ladakh hingga kini belum mereda. Kedua pasukan militer negara tetangga itu masih bersitegang di sepanjang 1.597 km garis perbatasan yang membelah dua negara antara Ladakh (India) dan Aksai Chin (China).
Kendati tidak ada pertempuran fisik seperti halnya yang terjadi beberapa bulan lalu, tapi masing-masing komandan militer dua negara itu, baik Angkatan Bersenjata India maupun Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) hingga saat ini masih mengkonsentrasikan pasukan militernya di dekat perbatasan Ladakh.
Diplomasi untuk menyelesaikan konflik perbatasan antara China dan India terakhir terjadi pada bulan Juli lalu. Kedua negara sepakat untuk sementara ini menghindari konflik senjata. Namun, sayangnya kedua pemimpin militer dua negara bertikai itu masih tetap bersikeras bahwa garis batas sepanjang 1.597 km Ladakh itu masuk ke dalam peta wilayah atau teritori dari masing-masing negara mereka. Sehingga, pertikaian militer China dan India mungkin akan berlanjut sepanjang musim dingin ini dan seterusnya.
Panglima Angkatan Darat India, Jenderal Manoj Mukund Naravane pada hari Jumat (7/8/2020) telah mengunjungi perbatasan Ladakh yang hingga saat ini masih disengketakan oleh China.
Jenderal Naravane telah mengisyaratkan kepada para komandan pasukan penjaga perbatasan Ladakh, India untuk siap siaga dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi ke depan, termasuk perang.
“Pasukan India berada dalam keadaan siaga yang meningkat di sepanjang perbatasan dengan China yang membentang dari Himachal Pradesh, Uttarakhand, Sikkim, hingga Arunachal Pradesh,” kata Jenderal Naravane seperti dikutip di Hindustan Times, Minggu (9/8/2020).
Saat ini, pasukan militer India dikonsentrasikan pada penempatan dan kesiapan operasional militer di sektor timur dan tengah di Tezpur dan Lucknow. Korps Gajraj yang berbasis di Tezpur bertanggung jawab atas garis depan perbatasan sejauh 1.563 km dengan China.
Sementara itu, mantan Wakil Panglima Militer India, Letjen AS Lamba menjelaskan, kunjungan yang dilakukan oleh Jenderal Naravane ke perbatasan Ladakh pekan ini merupakan kelanjutan dari upaya untuk memastikan kesiapan operasional tertinggi militer India di sektor timur, di mana provokasi China telah meningkat.
“Keberatan China tahun lalu terhadap latihan militer Him Vijay di Arunachal Pradesh dan klaim atas wilayah Bhutan adalah masalah yang sangat sensitif dan signifikan. Selain itu, penyebaran sistem senjata baru akan diawasi untuk peningkatan operasional mereka,” kata Letjen Lamba.
Untuk diketahui, kunjungan pemimpin militer nomor satu di India itu, Jenderal Manoj Mukund Naravane dilakukan pada saat pembicaraan militer tentang pelepasan keterlibatan telah menemui hambatan karena perbedaan serius antara dua tentara di Area Jari. Selain itu, pernyataan Jenderal Naravane itu dilontarkan untuk merespons keengganan pasukan militer PLA untuk mengosongkan posisi yang dipegangnya di wilayah yang diklaim New Delhi sebagai wilayah India. [wip]