IslamToday ID — Bertepatan dengan peringatan ulang tahun kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, Senin (17/8), Presiden China, Xi Jinping, mengirimkan surat kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Xi Jinping membahas kondisi hubungan China-Indonesia yang kini berjalan baik.
Dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar China untuk Indonesia pada Senin (17/8), Xi Jinping menyatakan, menaruh perhatian besar terhadap hubungan China dengan Indonesia.
Bahkan, Xi bersedia bersama-sama untuk menciptakan situasi baru pada era baru.
“Dimana kedua negara berkembang bersama-sama untuk mencapai kemenangan bersama, serta terus memajukan Kemitraan Strategis Komprehensif antara dua negara,” ujar Xi Jinping.
Presiden China ini pun mengulas tentang sikap China dan Indonesia dalam menanggulangi wabah virus corona. Kedua negara telah memberikan kontribusi positif kepada situasi umum dalam penanggulangan wabah bersama secara global.
Xi juga mendorong pemulihan produksi dan pembangunan bersama dalam program yang didorong China, The Belt and Road Initiative, dikutip dari Republika.
Selain itu, Duta Besar China untuk Indonesia, H.E. Xiao Qian, menyatakan, Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan peradaban yang cerah. Hal itu juga sejalan dengan persahabatan antara kedua negara yang sudah terjalin lama.
“Tahun ini menandai peringatan 70 tahun terjalinnya hubungan diplomatik China dan Indonesia,” tandas Xiao.
Dubes China Xiao menyatakan, titik sejarah baru ini membuat China bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk terus mendorong hubungan kemitraan strategis komprehensif China-Indonesia ke tingkat lebih tinggi. Menurutnya, hal ni akan menciptakan lebih banyak kesejahteraan bagi rakyat kedua negara.
Sekilas BRI China
Belt and Road Intiative (BRI), Xi Jinping menyebutnya “proyek abad ini,” Proyek ambisius untuk mendorong roda perdagangan dengan proyek infrastruktur besar baru. Morgan Stanley memperkirakan total pengeluaran akan mencapai $ 1,3 triliun pada tahun 2027.
Proyek, yang telah dikembangkan selama tujuh tahun terakhir di bawah kepemimpinan Pemerintahan Xi Jinping, berdalih untuk menghidupkan kembali “Jalan Sutra” kuno Kekaisaran Cina, untuk menciptakan jaringan besar rute transportasi pada tahun 2050 yang mampu untuk menciptakan infrastruktur kereta api, jalan, dan rute pengiriman yang padat dan terartikulasikan – Jalur Ekonomi Jalur Sutera dan Jalur Sutera Maritim – jalur pipa gas dan jalur minyak yang akan menghubungkan Cina dan Timur Jauh melalui Asia, dengan Eropa dan Mediterania.
Cina mengklaim tidak berniat membangun Belt and Road Initiative (BRI) untuk mengerahkan pengaruh politik atau militer dan bahwa inisiatif ini dirancang hanya untuk meningkatkan pemahaman ekonomi dan budaya antar negara. Bahkan, Xi menyebut proyeknya “jalan untuk perdamaian,” namun kekuatan dunia lainnya seperti Jepang dan AS tetap skeptis tentang tujuan yang dinyatakannya dan bahkan lebih khawatir tentang tujuan yang tidak diucapkan, terutama yang mengisyaratkan ekspansi militer.[IZ]