(IslamToday ID) – Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko menuding Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) mengorganisir aksi demonstrasi di negaranya. Belarusia telah terkurung dalam aksi demonstrasi yang semakin meluas sejak pemilihan presiden (Pilpres) pada awal Agustus ini.
“AS sedang merencanakan dan mengarahkannya dan Eropa ikut bermain. Sebuah pusat khusus telah didirikan di dekat Warsawa. Anda tahu, ketika ada kerusuhan di dekatnya dan tank serta pesawat mulai bergerak, ini bukan kebetulan,” kata Lukashenko seperti dikutip di Tass, Sabtu (22/8/2020).
Dia mencatat bahwa negara-negara Barat mencoba memainkan kartu Belarusia melawan Rusia, menyebut Belarusia sebagai satu-satunya penghubung yang tersisa di koridor Laut Hitam, yang mencakup tiga negara, Baltik, Ukraina, dan Belarusia.
AS menyatakan pemilu Belarusia tidak sejalan dengan standar pemilu demokratis bebas yang mencerminkan kemauan rakyat, menyerukan kepada pemerintah Belarusia untuk aktif bekerja sama dengan Dewan Koordinasi yang dibentuk oleh oposisi.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Dewan Eropa. Presiden Dewan Eropa, Charles Michel pasca pertemuan dengan para pemimpin UE tengah pekan ini, menuturkan pemilu di negara itu tidak bebas dan adil.
“UE telah mengikuti perkembangan di Belarusia dengan sangat dekat dan dengan kekhawatiran yang meningkat. Pemilu 9 Agustus tidak bebas dan tidak adil, oleh karena itu kami tidak mengakui hasilnya,” bunyi dokumen yang dirilis Dewan Eropa. [wip]