(IslamToday ID) – Konflik wilayah perairan Mediterania Timur kian panas. Turki dipastikan tidak akan mundur dan siap berperang dengan siapa pun yang berusaha merebut klaim kedaulatan negaranya.
Bahkan, Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan siap melakukan apapun untuk mempertahankan Mediterania Timur, termasuk pengerahan kekuatan militer.
“Turki akan mengambil haknya di Mediterania, Laut Aegea, dan juga Laut Hitam. Dan sama seperti Kami tidak mengingini tanah, kedaulatan dan kepentingan orang lain, kami tidak akan mentolerir mereka yang menargetkan tanah kami. Kami bertekad untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk ini di tingkat politik, ekonomi, dan militer. Kami ingin semua orang menyadari bahwa Turki bukan lagi negara yang menguji ketegasan, kemampuan, dan keberaniannya,” kata Erdogan dalam pidato resminya memperingati 949 tahun kemenangan Sultan Alparslan’i dalam perang besar Manzikert 26 Agustus 1071, Rabu (26/8/2020).
Erdogan menambahkan, Turki tidak akan membuat konsesi apapun dengan Yunani atau sekutunya dalam masalah konflik di Laut Mediterania. Malah ia memperingatkan Yunani untuk tidak membuat kesalahan jika tak ingin Turki mengambil tindakan serius.
Saat ini Turki masih terus mempertahankan kapal Oruc Reis melakukan eksplorasi survei seismik di wilayah timur dan selatan Pulau Kastellorizo Yunani. Bahkan, Turki mengerahkan armada perang laut dan udara untuk mengamankan kegiatan Oruc Reis.
Yang terbaru, Turki menggelar latihan perang besar-besaran di perairan itu. Malahan kini militer Italia turut mendukung latihan perang itu. Militer negeri pizza telah mengutus kapal perusak rudal andalannya Its Durand De La Penne untuk bersanding dengan kapal perang Turki, TCG Goksu dan TCG Fatih.
Sementara itu, Yunani masih terus bersikukuh dan meminta Turki untuk pergi dari Mediterania Timur. Yunani juga nekat menggelar latihan perang bersama sekutunya.
Yunani menggelar latihan perang bersama Amerika Serikat (AS). Kedua negara menggelar latihan perang di wilayah Kreta atau sebelah selatan dari konsentrasi militer Turki.
Dalam latihan perang itu Yunani mengerahkan kapal fregat Aegean, submarine type 214, dan enam pesawat tempur F-16. Sedangkan AS mengerahkan kapal perang USS Winston S Churchill beserta helikopter tempur.
Turki baru memperpanjang masa operasi Navtex mulai tanggal 25 hingga 27 Agustus 2020. Sehari sebelumnya Yunani telah mengumumkan menggelar latihan perang di Laut Mediterania.
Perlu diketahui, ketegangan di Laut Mediterania Timur memuncak setelah Turki memutuskan melanjutkan eksplorasi survei seismik yang digagas Stasiun Antalya Navtex di selatan dan timur Pulau Kastellorizo, Yunani. Proyek ini sempat ditunda Turki karena adanya tentangan dari Yunani terkait kesepakatan pada ZEE.
Malah belakangan Turki mendadak mengerahkan kapal-kapal perangnya dari Laut Hitam ke Laut Mediterania menyusul adanya kesepakatan antara Yunani dan Mesir terkait ZEE. Turki tak terima atas kesepakatan itu dan menggelar latihan perang dengan sandi operasi NAVTEX. [wip]