(IslamToday ID) – Penguasa Bahrain, Raja Hamad Bin Isa Al Khalifa menyatakan negaranya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel, meskipun mendapat tekanan dari Amerika Serikat (AS). Bahrain baru akan duduk bersama dengan Israel jika sudah terbentuk negara Palestina merdeka yang diakui seluruh dunia.
Pernyataan Raja Hamad ini sekaligus untuk menolak tawaran Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo dengan menyampaikan bahwa komitmennya sebagai negara Teluk adalah untuk membentuk negara Palestina.
Mengutip Al Jazeera pada hari Rabu (26/8/2020), Pompeo berada di Manama sebagai bagian dari agenda kunjungan ke negara-negara Timur Tengah, yang bertujuan menghimpun dukungan berbagai negara dari dunia Arab untuk menormalisasi hubungan dengaan Israel.
Awal bulan ini Uni Emirat Arab (UEA) telah mengawali melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam suatu perjanjian yang dijembatani oleh AS.
Perjanjian itu menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang setuju untuk menjalin hubungan dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania. Namun, tindakan tersebut dikecam oleh Palestina.
Sebelum mengunjungi Bahrain, Pompeo berada di Sudan, di mana Perdana Menteri Abdalla Hamdok mengatakan pada Selasa (25/8/2020), bahwa pemerintah transisinya tidak memiliki mandat untuk mengambil langkah membangun hubungan dengan Israel.
Dan pada hari Rabu, Bahrain menggemakan sentimen sekutunya Arab Saudi bahwa kesepakatan dengan Israel tidak akan terwujud tanpa pembentukan negara Palestina merdeka. Menurut news agency resmi Bahrain, Raja Hamad mengatakan kepada Pompeo bahwa negaranya tetap berkomitmen pada Inisiatif Perdamaian Arab (Arab Peace Initiative/API).
Komitmen itu menyerukan penarikan penuh Israel dari wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967, dengan imbalan perdamaian dan normalisasi penuh hubungan dengan Israel.
“Raja menekankan pentingnya meningkatkan upaya untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel sesuai dengan solusi dua negara untuk pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” ujar Raja Hamad seperti dikutip di Al Jazeera.
Pompeo mengatakan dalam sebuah posting Twitter bahwa ia membahas dengan penguasa kerajaan Bahrain hanya tentang pentingnya membangun perdamaian dan stabilitas regional dan melawan pengaruh buruk Iran.
Manama yang pertama kali menyambut pemulihan hubungan UEA dengan Israel, dianggap oleh beberapa pengamat akan menjadi pelopor untuk mengikuti jejak UEA. Hubungan Manama dengan Israel terakhir terjalin pada 1990-an. [wip]