IslamToday ID — Pemerintah Republik Indonesia mengambil sikap keras atas insiden pembakaran Al-Quran di Swedia dan aksi demonstrasi anti-Islam di Norwegia.
Kedua aksi tersebut dipicu oleh pembakaran Al-Quran di Kota Malmo pada pekan lalu. Pelaku perusakan Al-Quran diduga berasal dari kelompok sayap kanan.
Pada Selasa (1/9), sebagai bentuk kecaman atas apa yang terjadi di dua negara Skandinivia itu, Kemlu RI memanggil perwakilan Swedia dan Norwegia.
“Kemlu RI telah memanggil KUAI Kedutaan Besar Swedia dan Norwegia, sampaikan kecaman Indonesia terhadap aksi perusakan Al-Quran di kedua negara tersebut,” demikian sikap Kemlu RI melalui akun twitter resminya.
Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan kejadian di Swedia dan Norwegia melukai perasaan umat Islam.
“Tindakan ini bukan saja melukai umat Islam, namun juga bertentangan dengan nilai demokrasi, dan dapat timbulkan perpecahan antar umat beragama,” tutur Kemlu RI.
Kota Malmo di Swedia sempat memanas akibat pembakaran Al-Quran. Pada Jumat (28/8) protes berujung kericuhan pecah setelah demo menolak kegiatan anti-Islam berlangsung.
Massa yang marah melempari polisi Swedia dengan berbagai benda.
Menurut laporan Al Jazeera, aksi demonstrasi dilakukan sekitar 300 orang terkait pembakaran Alquran.
“Kala itu aktivis sayap kanan membakar salinan kitab suci Muslim di Rosengard, lingkungan yang sebagian besar migran,” demikian juru bicara polisi Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Swedia, Expressen.
Denmark, Rasmus Paludan, yang memimpin organisasi Tight Direction (Stram Kurs), membakar sebuah Alquran dalam unjuk rasa.
Mereka mengamuk karena Paludan dilarang menemui mereka. Akhirnya, aksi demonstrasi itu memicu kerusuhan. Dalam kejadian itu polisi menangkap sepuluh orang, dan sejumlah petugas mengalami luka-luka.
Selain itu, pemerintah Denmark melarang Paludan memasuki negara itu selama dua tahun.
Sehari berselang, tepatnya Sabtu (29/8), giliran Norwegia memanas. Kali ini massa dari kelompok Hentikan Islamisasi Norwegia (SIAN) yang memicu kerusuhan.
SIAN menggelar aksi di depan gedung parlemen untuk merespons demo di Swedia.[IZ]