(IslamToday ID) – Seorang tentara Israel berlutut di leher seorang manula warga Palestina saat terjadi unjuk rasa di Tepi Barat. Video perbuatan keji itu beredar luas di media sosial (medsos).
Manula itu diketahui bernama Khairi Hannoun (65). Ia mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa dia memprotes rencana Israel menyita lahan seluas 0,8 km persegi untuk membuat kawasan industri ilegal yang akan dibangun di beberapa desa di Tepi Barat bagian utara.
“Puluhan demonstran menderita akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan pasukan Israel. Mereka (pasukan Israel) juga menembakkan peluru tajam,” kata pasukan lokal Palestina seperti dikutip di MEMO, Kamis (3/9/2020)
Para jurnalis yang meliput unjuk rasa itu juga diserang tentara Israel dan dilarang merekam kejadian brutal tersebut.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) Palestina dan Israel sering menuduh pasukan Israel menggunakan kekuatan berlebihan untuk membubarkan unjuk rasa warga Palestina.
Dalam video yang dirilis di media sosial, ayah lima anak itu bergumul di tanah hingga tentara Israel meletakkan lutut di leher dan punggungnya saat memaksa dia untuk diborgol.
Warganet menumpahkan kemarahan atas aksi brutal itu dan menyamakannya dengan kasus George Floyd, pria kulit hitam di Amerika Serikat (AS) yang tewas setelah seorang polisi meletakkan lutut di lehernya selama delapan menit 46 detik, meski korban mengatakan tak bisa bernapas.
“Tentara Israel memukul saya keras dan salah satu dari mereka menekan lututnya di leher saya selama beberapa menit,” kata Khairi Hannoun.
“Saya bertahan untuk menghindari lebih banyak tekanan pada leher saya, tapi orang menarik saya.”
Hannoun juga membuat perbandingan apa yang dialaminya dengan kasus Floyd. “Saya mencoba melawan, tapi saat itu saya merasa bahwa tanah terbalik, dan saya segera ingat apa yang terjadi dengan warga AS George Floyd, yang tewas dengan cara yang sama oleh polisi AS,” ujarnya.
Sesuai laporan Times of Israel, militer Israel menyangkal tuduhan bertindak salah. Tapi kemudian mengatakan hendak meninjau ulang kasus itu dalam beberapa hari mendatang. [wip]