(IslamToday ID) – Negara mayoritas muslim, Kosovo memutuskan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Sedangkan Serbia akan memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Kedua momen itu terjadi selama pembicaraan ketiga pihak yang difasilitasi Amerika Serikat (AS) di Washington.
Kantor media Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pengakuan negaranya atas Kosovo pada hari Jumat (4/9/2020), menjadikan Israel negara anggota ke-98 PBB yang mengakui bekas provinsi Serbia tersebut.
Sebaliknya, Kosovo mengakui negara Israel dan menjadikannya sebagai salah satu dari segelintir negara mayoritas muslim yang melakukannya.
Langkah itu diumumkan ketika Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk membahas normalisasi hubungan ekonomi mereka, dua dekade setelah konflik yang menghancurkan di antara mereka berakhir dengan kampanye pemboman NATO melawan Serbia.
“Sungguh, ini bersejarah,” kata Trump yang berdiri di samping kedua pemimpin tersebut di Oval Office pada hari Jumat seperti dikutip di Reuters, Sabtu (5/9/2020).
“Saya agendakan untuk berkunjung ke kedua negara dalam waktu dekat.”
Selain itu, lanjut Trump, Vucic setuju untuk memindahkan kedutaan negaranya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Presiden Trump sendiri telah memindahkan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018, sebuah langkah yang membuat marah warga Palestina, yang mengklaim kota itu sebagai ibukota mereka dan menganggap kehadiran Israel di sana sebagai pendudukan.
Bulan lalu, Trump memediasi normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) yang membuat negara itu membatalkan undang-undang boikot Israel yang sudah berlaku selama puluhan tahun. Normalisasi hubungan itu dengan imbalan penghentian pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat, Palestina.
Saat penerbangan langsung pertama antara Israel dan UEA lepas landas pada akhir Agustus, Netanyahu mengisyaratkan lebih banyak kesepakatan yang akan dijalin antara negara-negara muslim dan Israel. Trump juga membuat klaim serupa pada hari Jumat. “Lebih banyak negara Islam dan Arab akan segera menyusul,” katanya. [wip]