(IslamToday ID) – Pemimpin Fatah, Palestina, Hussein Hamayel mengecam dukungan Bahrain terhadap normalisasi hubungan dengan Israel.
Hamayel mengomentari veto Bahrain yang menolak rapat darurat Liga Arab yang diusulkan Palestina demi membahas kesepakatan normalisasi Israel dan Uni Emirat Arab (UEA). “Ini bentuk tirani yang menjadikannya musuh umat,” katanya seperti dikutip di MEMO, Minggu (6/9/2020).
“Setiap keputusan yang merusak kepentingan dan hak Palestina adalah bentuk tirani memalukan.”
“Bahrain membuka langitnya untuk penerbangan Israel dari dan menuju UEA serta mengeluarkan beberapa indikasi bahwa mereka menerima normalisasi dengan Israel,” papar Hamayel.
Pejabat Fatah itu menekankan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tidak menguntungkan negara-negara Arab, tapi hanya menguntungkan Israel dan memecah belah bangsa Arab.
Pada tanggal 13 Agustus, AS, Israel, dan UEA mendeklarasikan kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel. Palestina kemudian meminta rapat darurat Liga Arab untuk membahas isu tersebut.
Laporan mengungkap bahwa Bahrain menolak permintaan Palestina untuk menggelar rapat darurat Liga Arab.
Bahrain berkomentar terkait laporan tersebut. Palestina menganggap kesepakatan antara UEA dan Israel itu semakin menyudutkan kepentingan Palestina.
UEA berdalih kesepakatan itu dapat menghentikan aneksasi Israel terhadap wilayah Palestina. Namun Israel menyatakan mereka hanya menunda sementara aneksasi itu.
Sebelumnya, Bahrain dengan tegas menyatakan menolak untuk mengikuti langkah UEA menormalisasi hubungan dengan Israel.
“Bahrain menolak mengikuti langkah UEA dan menegaskan hanya akan menormalisasi hubungan dengan Israel jika Arab Saudi membuat kesepakatan dengan rezim zionis itu,” kata Raja Bahrain, Hamad Bin Isa Al-Khalifa.
Sikap Bahrain itu diungkapkan kepada Penasehat Gedung Putih sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, yang mengunjungi Bahrain setelah memimpin delegasi AS-Israel ke Abu Dhabi. [wip]