(IslamToday ID) – Para pemimpin dunia pada hari Senin (21/9/2020) berkumpul bersama secara virtual untuk memperingati 75 tahun berdirinya PBB. Peringatan kali ini digelar berbeda dari biasanya, di tengah pandemi virus corona dan ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) yang menjadi tantangan bagi keefektifan badan beranggotakan 193 negara dunia itu.
Di usianya yang ke-75, PBB dinilai jkjkesulitan untuk memberikan rasa tenang bagi negara-negara di tengah pandemi corona yang mulai menyebar pada akhir tahun lalu.
Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan, pandemi telah mengungkap kerapuhan dunia. “Saat ini kita mengalami surplus tantangan multilateral dan defisit solusi multilateral,” katanya seperti dikutip di Reuters, Selasa (22/9/2020).
Sementara itu, ketegangan antara China dan AS yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi tantangan tersendiri bagi PBB. Perseteruan antara kedua kekuatan dunia itu telah menyebabkan hambatan dalam berbagai upaya multilateral PBB, termasuk dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Dewan Keamanan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendukung seruan Guterres untuk gencatan senjata global, untuk memungkinkan negara-negara fokus memerangi Covid-19, karena perselisihan antara China dan AS.
Beberapa pemimpin dunia telah menyerukan reformasi PBB dan khususnya Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara. Reformasi dianggap perlu karena sistem PBB saat ini dirasa tidak adil dengan AS, Rusia, China, Perancis, dan Inggris sebagai satu-satunya kekuatan permanen pemegang veto.
“Struktur dewan yang membuat nasib lebih dari 7 miliar orang bergantung pada lima negara tidaklah adil dan tidak berkelanjutan,” kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Acara peringatan khusus ini digelar sehari sebelum pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB, yang dimulai pada Selasa (22/9/2020).
Berbeda dari biasanya, acara kali ini digelar tanpa presiden atau perdana menteri yang hadir secara fisik di New York. Semua pernyataan dari para pemimpin dunia telah direkam sebelumnya dan akan disiarkan di aula Sidang Umum.
PBB dibentuk ketika negara-negara bersatu setelah Perang Dunia II untuk mencegah konflik serupa terjadi lagi. Namun, meski sempai hari ini belum ada Perang Dunia III, para pemimpin yang mengadopsi pernyataan pada hari Senin mengakui bahwa ini adalah saat-saat mengecewakan bagi PBB.
“Semua ini menuntut tindakan yang lebih besar, bukan lebih sedikit,” kata pernyataan itu. [wip]