(IslamToday ID) – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menolak seruan gencatan senjata di wilayah kantong yang disengketakan. Bahkan ia dengan tegas meminta Armenia untuk mundur dari wilayah Nagorno-Karabakh.
Dikabarkan, pihak otoritas Armenia juga menolak gencatan senjata. Bahkan, sejumlah senjata berat telah dikerahkan.
“Kami hanya memiliki satu syarat. Angkatan bersenjata Armenia harus tanpa syarat, sepenuhnya, dan segera meninggalkan tanah kami,” tegas Aliyev seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (2/10/2020).
“Pemerintah Azerbaijan dengan tegas bertekad untuk melanjutkan operasi serangan balik sampai kedaulatan dan integritas teritorialnya dipulihkan sepenuhnya. Dan kami dengan tegas meminta pasukan Armenia meninggalkan wilayah Azerbaijan,” kata Kementerian Luar Negeri Azerbaijan.
Kedua belah pihak telah berkonflik memperebutkan Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional tetapi diperintah oleh etnis Armenia, yang mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai Republik Artsakh, selama beberapa dekade. Namun kekerasan yang pecah minggu ini adalah yang paling serius sejak pertempuran tahun 2016.
Kedua belah pihak telah mengerahkan artileri berat, tank, dan drone, dan lebih dari 100 orang termasuk warga sipil, menjadi korban.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Moskow siap menjadi mediator dalam pembicaraan damai antara Yerevan (Armenia) dan Baku (Azerbaijan). Hal itu disampaikan Lavrov saat melakukan pembicaraan telepon secara terpisah dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bairamov dan Menteri Luar Negeri Armenia Zograb Mnatsakanyan.
Dalam pembicaraan tersebut, Lavrov mengatakan Moskow akan membantu pembicaraan damai Armenia dan Azerbaijan, baik secara bilateral atau multilateral melalui OSCE Minsk Group.
“Lavrov menekankan, Rusia akan melanjutkan upaya mediasi, baik secara individu maupun bersama-sama dengan ketua bersama OSCE Minsk Group, yang bertujuan untuk menciptakan kondisi penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh secara politik dan diplomatik,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
“Ia menegaskan kesiapan untuk menawarkan platform Moskow untuk mengatur kontak masing-masing, termasuk untuk mengadakan pertemuan baru para Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Armenia, dan Rusia,” sambungnya seperti dikutip di TASS, Kamis (1/10/2020). [wip]