(IslamToday ID) – Sederet kelompok milisi Irak setuju untuk menangguhkan serangan roket terhadap pasukan Amerika Serikat (AS). Mereka setuju menangguhkan serangan dengan syarat bahwa pemerintah Irak memberikan jadwal penarikan pasukan AS dari negara itu.
“Faksi-faksi telah mengajukan gencatan senjata bersyarat. Itu mencakup semua faksi perlawanan (anti-AS), termasuk mereka yang menargetkan pasukan AS,” kata Mohammed Mohi, juru bicara kelompok Kataib Hezbollah.
Seperti dikutip di Reuters, Senin (12/10/2020), Mohi mengatakan pemerintah Irak harus melaksanakan resolusi parlemen yang dibuat pada Januari lalu, yang menyerukan penarikan pasukan asing dari Irak.
Keputusan parlemen muncul setelah serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad, yang menewaskan jenderal Iran, Qassem Soleimani dan kepala paramiliter Irak, Abu Mahdi al-Muhandis. Serangan itu menimbulkan kekhawatiran konfrontasi skala penuh Iran-AS di tanah Irak.
Mohi mengatakan, tidak ada tenggat waktu bagi pemerintah untuk melaksanakan keputusan itu. “Tetapi, jika AS bersikeras untuk tetap tinggal dan tidak menghormati keputusan parlemen maka faksi-faksi akan menggunakan semua senjata yang mereka miliki,” ungkapnya.
Mohi menambahkan penembakan roket Katyusha ke pasukan dan kompleks diplomatik AS hanyalah pesan bahwa mereka tidak diterima di Iran, dan serangan yang lebih buruk bisa terjadi di masa depan. [wip]