(IslamToday ID) – Diam-diam pemerintah Arab Saudi melarang masuknya barang-barang buatan Turki di negaranya. Hal ini menyusul tertundanya semua barang-barang asal Turki yang masuk ke Saudi dalam beberapa bulan terakhir.
Akibatnya barang-barang buatan Turki yang didominasi oleh produk retail tertahan di kantor urusan pajak setempat. Tentunya larangan ini berdampak pada brand-brand ternama dunia yang memproduksi barangnya di Turki.
Pelarangan barang-barang asal Turki yang hendak masuk ke Saudi ini dilakukan secara diam-diam atau tidak resmi oleh pemerintah setempat. Merek-merek ternama seperti Mango, H&M, Mark&Spencer, dan lainnya akhirnya tidak bisa masuk Saudi.
Mengutip dari RT, Rabu (14/10/2020), menurut eksporter Turki semua produk pakaian dari merek-merek ternama yang diproduksi di Turki dan sudah tertahan selama beberapa bulan terakhir. Namun pihak Saudi menolak tudingan dari Ankara dan justru mengatakan apabila tidak ada larangan apapun, hanya saja permasalahan Covid-19.
Selain berdampak pada distribusi produk ke Saudi, tentunya larangan ini akan berdampak pada pengiriman ke sejumlah negara di kawasan Teluk. Salah satu brand retail ternama asal Spanyol, Mango juga tengah mencari solusi alternatif dalam masalah ini untuk mengisi kembali stok pakaian di sejumlah toko mereka.
Selama ini Turki merupakan salah satu produsen tekstil terbesar untuk pasar Eropa dan Timur Tengah. Bahkan besaran ekspor produk pakaian siap pakai asal Turki mencapai 17,7 miliar di tahun 2019. Namun angka perdagangan Turki dengan Saudi terlihat surplus, dengan besaran ekspor mencapai 3,2 juta dolar AS, sementara impor hanya 1,9 juta dolar AS.
Mengutip dari Financial Times, sebelumnya terdapat seruan dari Ketua Asosiasi Dagang Saudi, Ajlan al-Ajlan untuk memboikot produk asal Turki. Usulannya terkait tindakan buruk pemerintah Turki kepada kebijakan dan masyarakat Saudi selama ini.
Hubungan Turki dengan Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) selama ini kian memburuk usai kedua negara Teluk tersebut menuduh Presiden Erdogan ikut campur dalam politik di Timur Tengah dan mendukung kelompok Islamis.
Selain itu, kedua negara ikut menunggangi partai yang berbeda dalam perang di Libya dan mendukung pemerintah Qatar saat blokade negara tersebut di tahun 2017. Bahkan hubungan Turki dan Saudi sempat memburuk usai terbunuhnya jurnalis Saudi bernama Jamal Khashoggi di Istanbul pada tahun 2018 lalu. [wip]