(IslamToday ID) – Kementerian Dalam Negeri Gaza menjalin komunikasi dengan Mesir untuk membahas pembukaan perlintasan Rafah secara permanen.
“Perlintasan Rafah beroperasi sebagian sejak Maret, yang menyulitkan perjalanan warga,” ungkap juru bicara Kementerian Dalam Negeri Gaza, Iyad Al-Bazm pada media Hamas, Al Aqsa.
Al-Bazm menyatakan pihaknya telah menghubungi pemerintah Mesir untuk menyepakati teknis pembukaan perlintasan secara permanen, sesuai dengan langkah keselamatan dan pencegahan. Menurutnya, perundingan mengenai hal itu masih berlangsung.
“Ada lebih dari 4.000 kasus yang sangat perlu melakukan perjalanan terdaftar dengan otoritas perlintasan. Sedangkan banyak orang lainnya terlantar di luar negeri dan tidak dapat kembali ke rumahnya,” ujar pejabat Palestina itu seperti dikutip di MEMO, Kamis (15/10/2020).
Sejak wabah virus corona terjadi pada Maret, perlintasan Rafah telah ditutup oleh otoritas Mesir karena khawatir dengan penyebaran penyakit itu.
Kairo dilaporkan telah membuka perlintasan dalam beberapa kesempatan, termasuk pemulangan warga Palestina.
Sejauh ini, total 55.951 warga Palestina terjangkit virus corona, 48.719 orang sembuh, dan 455 orang meninggal dunia. Menurut data di Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 4.102 orang terinfeksi di Gaza, termasuk 26 orang yang meninggal dunia.
Situasi di Gaza sangat sulit bagi warga yang mengalami blokade dari Israel dan Mesir yang mengontrol ketat perbatasan.
Pandemi virus corona semakin memperburuk kondisi warga Gaza yang sudah kesulitan mendapatkan bantuan kebutuhan pokok dan medis. [wip]