(IslamToday ID) – Armenia dan Azerbaijan saling tuding telah melanggar gencatan senjata untuk kemanusiaan yang baru saja disepakati di medan pertempuran Nagorno-Karabakh.
Gencatan senjata tersebut disepakati pada hari Sabtu (17/10/2020) tengah malam. Sebelumnya, kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia untuk menghentikan pertempuran antara dua negara bertetangga itu di Kaukus Selatan pekan lalu gagal. Setidaknya sudah sekitar 750 orang tewas dalam pertempuran yang terjadi sejak 27 September lalu.
Pada hari Ahad (18/10/2020), Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyatakan Armenia menembaki wilayah Aghdam yang terletak di dekat Nagorno-Karabakh. Mereka menyatakan unit militer Armenia melepaskan tembakan dari senjata kaliber besar di perbatasan tersebut. Namun, Armenia membantah tuduhan itu.
Armenia menyatakan pasukan Azerbaijan sudah melepaskan tembakan dua kali dan menggunakan artileri pada hari Sabtu malam. Armenia juga menuduh Baku menolak permintaan mereka untuk dapat menarik pasukan yang terluka di medan pertempuran.
“Langkah ini, ditolak mentah-mentah oleh Baku,” kata Kementerian Luar Negeri Armenia seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/10/2020).
Baku menyebut pernyataan itu adalah informasi palsu. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan Armenia menyerang Kota Jabrail, serta desa-desa di wilayah itu, dengan mortar dan artileri.
Mereka menambahkan pasukan Azerbaijan melakukan tindakan pembalasan yang setimpal. Kementerian menyatakan unit militer mereka menembak jatuh pesawat tempur Su-25 Armenia.
“Mereka mencoba menggelar serangan udara di posisi pasukan Azerbaijan di wilayah Jabrail,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Kali ini Armenia yang membantah pernyataan tersebut. Pemerintahan Nagorno-Karabakh mengatakan pasukan Azerbaijan menggelar serangan dan ada korban luka dan jiwa dari kedua belah pihak.
Nagorno-Karabakh, wilayah pegunungan yang secara administratif masuk wilayah Azerbaijan, tapi dihuni dan dikelola etnis Armenia. Gencatan senjata yang disepakati awal bulan ini bertujuan agar kedua belah pihak dapat saling tukar tahanan perang dan membawa pasukan yang terluka dari medan pertempuran. [wip]