(IslamToday ID) – Politisi, organisasi, dan warga Pakistan menentang keras keputusan sejumlah negara muslim Arab dan Afrika menjalin hubungan diplomatik atau normalisasi dengan Israel.
Seperti diketahui, salah satu negara Teluk, Uni Emirat Arab (UEA) telah menjalin normalisasi dengan Israel yang difasilitasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 13 Agustus lalu.
Trump juga mengumumkan bahwa Bahrain telah mencapai kesepakatan serupa dengan Tel Aviv pada 11 September, serta Sudan pada 23 Oktober.
Mushtaq Ahmad Khan, anggota Senat dari partai politik Jamaat-e-Islami Pakistan, mengatakan, “Saya pikir ini bukan normalisasi, ini adalah pendudukan.”
Menurut Khan, AS ingin menjadikan Israel sebagai negara yang kuat dan polisi di kawasan. Ia mengatakan Washington telah membantu Tel Aviv untuk memenuhi tujuan strategisnya.
“Mereka (Israel) menduduki tanah warga Palestina yang tidak bersalah, terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia berat, melanggar semua norma, aturan, dan regulasi internasional,” ujarnya seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (26/10/2020).
Khan mengatakan desain dan pendekatan hegemonik Israel adalah ancaman bagi perdamaian dan masa depan masyarakat di kawasan itu dan Timur Tengah.
Mantan Menteri Dalam Negeri dan Ketua Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N), Ahsan Iqbal mengatakan normalisasi harus dikaitkan dengan solusi untuk masalah Palestina. “Seharusnya tidak ada kompromi sampai hak-hak warga Palestina diakui dengan baik,” ujarnya.
Sabir Abo Maryam, Kepala Yayasan Palestina-Pakistan, mengatakan pengakuan Israel oleh negara-negara Arab adalah bagian dari apa yang disebut rencana perdamaian untuk Timur Tengah, yang dijuluki “Kesepakatan Abad Ini” oleh Trump.
Menurutnya, rencana itu bertujuan untuk menghilangkan masalah Palestina sepenuhnya. AS dan sekutu Arab-nya ingin melemahkan Palestina, sehingga mereka tidak bisa berperang melawan Israel.
Ia menggarisbawahi bahwa pengakuan negara-negara Arab terhadap Israel memiliki arti tidak hanya bagi kawasan, tetapi juga bagi Pakistan. Menurutnya, mereka yang telah meninggalkan masalah Palestina akan melakukan hal yang sama pada masalah Kashmir. Pakistan tidak mengharapkan bantuan dari negara-negara itu untuk Kashmir.
Irfan Khan, seorang sopir di Islamabad, mengatakan Israel telah menganiaya warga Palestina sehingga orang Arab harus menghentikannya. Atau setidaknya menolak untuk terlibat dalam hubungan diplomatik.
Menurut Khan, langkah normalisasi dengan Israel hanya akan menciptakan penindasan ke negara-negara muslim lainnya.
Omer Ahmed, seorang pedagang di Islamabad, mengatakan langkah negara-negara Arab untuk menormalkan hubungan dengan Israel adalah tindakan yang salah. Keputusan itu akan mempengaruhi masa depan kaum muslimin. [wip]