(IslamToday ID) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam keras kartun penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh majalah Perancis Charlie Hebdo. Menurutnya, permusuhan terhadap Islam di Eropa sudah menyebar seperti kanker.
“Kita sedang mengalami periode di mana permusuhan terhadap Islam, muslim, dan Nabi Muhammad menyebar seperti kanker, terutama di antara para pemimpin di Eropa,” kata Erdogan kepada fraksi parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa, Jumat (30/10/2020).
Menyoroti sikap permusuhan yang meningkat terhadap Islam dan muslim, Erdogan mengatakan perilaku tersebut dilakukan dengan kedok kebebasan berekspresi.
“Tidak ada muslim yang bisa menjadi teroris, juga tidak ada teroris yang bisa menjadi muslim. Karena teroris adalah pembunuh berhati hitam dan haus darah yang tidak ragu-ragu untuk membunuh orang tak berdosa untuk mencapai tujuannya sendiri,” ungkap Erdogan seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Pada publikasi Charlie Hebdo baru-baru ini yang menerbitkan kartun yang menjijikkan terkait Erdogan setelah menghina Islam dan muslim, pemimpin Turki itu mengatakan dirinya percaya bahwa musuh Islam dan Turki akan tenggelam dalam lubang kebencian yang mereka miliki.
“Itulah tanda-tanda Eropa kembali ke era barbar,” kata Erdogan.
Erdogan menambahkan bahwa dirinya tidak ingin melihat apa yang tertera dalam kartun itu, karena ia menganggap itu hal yang memalukan dan tidak bermoral.
“Apalah saya? Tidak perlu saya mengatakan apa-apa terkait hal yang tidak terhormat ini. Mereka telah menghina nabi tercinta kami,” ujarnya.
Pada hari Rabu, jaksa di ibukota Ankara melakukan penyelidikan kriminal terhadap majalah tersebut atas konten yang menghina yang dituntut pidana oleh Erdogan.
“Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk berdiri dengan tulus melawan serangan yang menargetkan nabi kami, yang menghormati Mekah, Madinah, Asia, Afrika, Eropa, seluruh dunia, dan sepanjang waktu. Kami akan mati bukan hari saat kami menghembuskan napas terakhir, tapi hari ketika kami diam dan tidak tanggap menghadapi serangan ini,” imbuhnya.
“Perancis dan Eropa pada umumnya tidak pantas menerima kebijakan keji, provokatif, jelek, penuh kebencian dari Macron dan mereka memiliki mentalitas yang sama,” katanya merujuk pada pernyataan presiden Perancis yang mendorong permusuhan terhadap Islam.
Erdogan juga meminta rakyat Eropa untuk mengambil inisiatif melawan tren berbahaya ini untuk memiliki masa depan yang cerah bagi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.
Menyoroti kunjungan Macron ke Lebanon setelah ledakan besar di Pelabuhan Beirut pada Agustus, Erdogan menegaskan kembali bahwa Macron tidak disambut oleh rakyat Lebanon. Artinya, ini sebagai tanda bahwa presiden Perancis tidak dapat mencapai tujuannya di negara itu.
Tudingan Separatisme Hingga Kartun
Menyusul publikasi Charlie Hebdo, Macron membela kartun yang menghujat Nabi Muhammad, dengan mengatakan Perancis tidak akan menyerah soal kartun. Inilah yang akhirnya memicu kemarahan di seluruh dunia muslim.
Awal bulan ini, Macron menuduh muslim Perancis “separatisme” dan menuding Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.
Ketegangan semakin meningkat setelah pembunuhan terhadap seorang guru sekolah Perancis setelah ia menunjukkan kepada siswanya kartun Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.
Kartun penghinaan oleh Charlie Hebdo juga dipajang pada bangunan di beberapa kota.
Awal tahun ini, majalah tersebut menerbitkan ulang kartun yang menghina Islam dan Nabi Muhammad.
Beberapa negara Arab serta Turki, Iran, dan Pakistan mengutuk sikap Macron terhadap muslim dan Islam. Erdogan mengatakan Presiden Perancis itu membutuhkan rehabilitasi mental.
Dengan seruan untuk memboikot produk Perancis yang beredar secara online di banyak negara, Erdogan juga menyerukan rakyatnya untuk memboikot produk Perancis. [wip]