(IslamToday ID) – Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev menyatakan pihaknya akan berperang sampai titik darah penghabisan demi merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh dari kendali separatis etnis Armenia. Menurutnya, negaranya siap untuk menggunakan segala cara demi merebut wilayah tersebut jika pembicaraan damai gagal.
Aliyev mengatakan pembicaraan damai yang dimaksud yakni kesepakatan mundurnya pasukan etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah sekitarnya.
Aliyev menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan hari Ahad (1/11/2020) dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Ibukota Azerbaijan, Baku. Ia mengatakan Armenia yang merupakan sekutu separatis di Nagorno-Karabakh dan terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Azerbaijan, tidak memiliki dasar untuk meminta bantuan militer Rusia dalam konflik tersebut.
Konflik telah menjadi fokus tajam pada peningkatan pengaruh Turki, sekutu Azerbaijan, di bekas wilayah Soviet yang dianggap oleh Rusia berada dalam lingkup pengaruhnya. Rusia juga memiliki aliansi keamanan dengan Armenia.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah meminta Moskow untuk menguraikan sejauh mana dukungan yang dapat diharapkan dari Moskow.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mereka akan memberikan semua bantuan yang diperlukan jika konflik meluas ke wilayah Armenia, tanah yang berada di luar zona konflik saat ini.
Aliyev, dikutip oleh kantor berita negara Azertac, mengatakan ia ingin menyelesaikan konflik melalui negosiasi yang akan menghasilkan penarikan pasukan etnis Armenia.
“Jika tidak, kami akan melanjutkan dengan cara apapun untuk memulihkan integritas teritorial kami dan kami akan pergi (bertempur) sampai akhir,” ujarnya seperti dikutip dari TRT World, Senin (2/11/2020).
Komentarnya muncul saat memperebutkan wilayah yang disengketakan di Nagorno-Karabakh memasuki minggu keenam pada hari Ahad, di mana Azerbaijan dan Armenia saling menyalahkan atas serangan baru.
Para pejabat Nagorno-Karabakh menuduh Azerbaijan menargetkan Kota Martuni dengan penerbangan militer dan beberapa daerah lain dengan serangan rudal pada hari Sabtu malam. Menurut mereka, pasukan Azerbaijan terus menembaki permukiman sipil di kawasan itu pada Ahad pagi.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menolak tuduhan menargetkan wilayah sipil dan menuduh balik pasukan Armenia menembaki posisi tentara Azerbaijan di perbatasan kedua negara. Kementerian itu juga menyatakan pasukan Armenia menembaki permukiman di wilayah Terter dan Aghjabedi.
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan, tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang di sana berakhir pada tahun 1994. Konflik terbaru dimulai pada 27 September lalu dan telah menyebabkan ratusan orang tewas, yang menandai sebagai konflik yang terburuk dalam lebih dari 25 tahun.
Menurut pejabat Nagorno-Karabakh, 1.166 pasukan mereka dan 45 warga sipil telah tewas. Pihak berwenang Azerbaijan belum mengungkapkan kerugian militer mereka, tetapi mengatakan pertempuran itu telah menewaskan sedikitnya 91 warga sipil dan melukai 400 lainnya. [wip]