(IslamToday ID) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan melalui Twitter bahwa dirinya telah memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Mark Esper. Pemecatan itu kemudian membuat pemerintahannya tidak stabil dalam menavigasi penolakan kekalahan pemilihan presiden (Pilpres) dari Joe Biden.
“Mark Esper telah dipecat. Saya mengucapkan terima kasih atas jasanya,” kata Trump di Twitter sekaligus mengumumkan pengganti Esper yakni Christopher Miller, Kepala Pusat Kontra Terorisme Nasional saat ini seperti dikutip dari TRTWorld, Selasa (10/11/2020).
Pemecatan Esper, yang sebelumnya berselisih dengan Trump karena tidak sepakat dengan usul pengerahan militer untuk meredam kerusuhan sipil, terjadi sepekan setelah Pilpres AS.
Trump yang sejauh ini melayangkan gugatan hukum atas hasil Pilpres, hanya memiliki waktu hingga 20 Januari 2021. Per tanggal itu dia harus angkat kaki dari Gedung Putih untuk digantikan Joe Biden.
Esper pada bulan Juni mengatakan menentang penggunaan Insurrection Act, yang akan memungkinkan Trump menggunakan pasukan militer aktif untuk mengatasi protes jalanan.
Menurut Esper, pasukan aktif hanya boleh diterjunkan jika AS dalam situasi paling mendesak dan mengerikan. “Kami tidak berada dalam salah satu dari situasi itu.”
Esper, Kepala Pentagon keempat Trump, dipecat setelah 16 bulan bekerja untuk mereformasi birokrasi Pentagon. Ia juga berusaha untuk membentuk kembali postur pertahanan AS di seluruh dunia agar fokus pada ancaman China.
Tetapi Trump marah ketika Esper menolak perintah untuk mengerahkan pasukan federal dalam rangka meredam kerusuhan sipil. Esper juga dinilai menghambat keinginan Trump untuk melakukan penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan dengan cepat.
Namun, langkah Trump yang diharapkan oleh pendukungnya mengejutkan, malah kalah dengan calon dari Demokrat, Joe Biden. Ia kini hanya memiliki waktu sekitar 10 pekan untuk berkuasa di Gedung Putih.
Sedangkan Christopher Miller menghabiskan 31 tahun di militer. Pernah bergabung dengan pasukan khusus di AS dan ditempatkan di Afghanistan pada 2001 dan Irak pada 2003.
Setelah pensiun, ia menjadi konsultan operasi klandestin dan intelijen pemerintah.
Pada 2018-2019 dia adalah penasihat Gedung Putih untuk kontra-terorisme dan ancaman transnasional. Kemudian tahun 2019 menjadi Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk operasi khusus. Pada bulan Agustus dia diangkat menjadi Direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional. [wip]