(IslamToday ID) – Konflik berkepanjangan di Yaman menyebabkan 100.000 anak di bawah usia 5 tahun berisiko meninggal akibat malnutrisi yang akut. Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang menambah keadaan semakin memburuk.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, jika ini berlangsung lama tak ayal Yaman akan kehilangan seluruh generasi anak-anaknya karena krisis tersebut.
Gizi buruk terparah telah melanda daerah Yaman Selatan. Di sana diperkirakan ada 1,5 juta anak yang mengalami gizi buruk. Seperti diketahui, negara itu terguncang sejak koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan terhadap pemberontak Houthi.
Nahas korban sesungguhnya dari perang ini adalah warga sipil tak berdosa dan anak-anak yang harus menghadapi kondisi yang mengerikan. Intervensi yang dipimpin Saudi yang dipimpin oleh Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman, Uni Emirat Arab (UEA) dan sekutunya, telah memperpanjang konflik dan menyebabkan apa yang digambarkan oleh PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di negara termiskin di Timur Tengah.
Mengutip dari MEMO, Kamis (12/11/2020), dilaporkan bahwa selain mengakibatkan anak di bawah umur mengalami malnutrisi akut, ada lebih dari 100.000 orang telah tewas dalam perang tersebut, termasuk di antaranya 12.000 warga sipil.
Selain itu, program pangan dunia memperkirakan bahwa 24 juta orang Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan, sementara 20 juta tidak memiliki keamanan pangan dan tidak tahu kapan makanan berikutnya akan datang. Dengan tingkat kemiskinan yang mengejutkan ini, membuat frustasi para pemimpin dunia yang terus menutup mata terhadap konflik.
Jens Laerke dari PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Jenewa mengatakan pihaknya telah lama menyerukan agar perang di Yaman segera diakhiri. Dan bagi mereka yang berkuasa untuk membuka jalan dalam mengambil sikap tegas untuk tidak mendukung Saudi dalam serangannya di Yaman.
Namun hingga saat ini, hanya ada sedikit kemajuan dalam memfasilitasi perdamaian dan segera mengakhiri pertumpahan darah. “Kami telah memperingatkan selama beberapa bulan sekarang bahwa Yaman sedang menuju ke jurang. Kami sekarang melihat orang pertama yang jatuh dari tebing itu, mereka adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun. Hampir 100.000 dari mereka berisiko meninggal,” katanya.
Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman tampaknya harus merenungkan dan menilai kembali apakah tindakannya sejalan dengan ajaran Islam. Perang yang membawa Yaman ke jurang kelaparan dan kematian seharusnya menjadi penyesalan putra mahkota Saudi karena tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. [wip]