(IslamToday ID) – Ribuan warga Peru menggelar aksi turun ke jalan menentang pemecatan Presiden Martin Vizcarra. Unjuk rasa yang telah berjalan selama empat hari terakhir ini juga diwarnai bentrokan dengan polisi, sehingga mengakibatkan sedikitnya 27 orang terluka termasuk polisi.
Mengutip dari TRTWorld, Sabtu (14/11/2020), di ibukota Lima polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa yang mencoba mendekati gedung kongres pada Kamis (12/11/2020) malam.
Para pengunjuk rasa sempat melempari tongkat dan batu ke arah petugas. Mereka juga menghancurkan jendela toko dan mesin ATM. Unjuk rasa tersebut termasuk yang terbesar dalam dua dekade terakhir di Peru.
Koordinator Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Peru menyatakan 11 orang terluka, termasuk beberapa wartawan. Sebuah rumah sakit di Kota Lima menyatakan setidaknya dua orang terluka oleh peluru karet.
Sementara itu, kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM di Amerika Selatan (AS) telah meminta pihak berwenang untuk menjamin hak warga Peru untuk melakukan unjuk rasa. Mereka mengatakan telah menerima informasi yang menyebut tentang perilaku buruk polisi.
Unjuk rasa dipicu oleh putusan seorang hakim Peru yang melarang presiden yang digulingkan Martin Vizcarra meninggalkan negara itu beberapa hari setelah pemecatannya oleh Kongres karena krisis politik negara itu berlanjut.
Maria Alvarez, hakim yang menjatuhkan larangan tersebut, mengatakan dirinya memberlakukan larangan perjalanan selama 18 bulan di Vizcarra atas permintaan Kantor Kejaksaan Umum.
“Kami sedang menyelidiki tuduhan bahwa pria berusia 57 tahun itu menerima lebih dari 600.000 dolar AS dalam bentuk suap dari pengembang saat menjadi gubernur regional,” katanya.
Terpisah, Vizcarra menyatakan kepada wartawan jika dirinya menolak tuduhan yang disampaikan serta mempertanyakan legalitas pencopotannya. “Kami akan tetap tinggal karena kami benar, serta pendukung yang mendukung kami,” katanya.
Terkait demonstrasi yang dilakukan pendukungnya, Vizcarra mengatakan unjuk rasa harus diizinkan dan meminta orang-orang untuk mengekspresikan diri secara damai. “Kami juga mengimbau kepada polisi agar menghormati para demonstran,” ujarnya.
Untuk mengisi kekosongan jabatan, pada hari Senin lalu kongres memberikan suara untuk mendakwa presiden, sementara Ketua Kongres Manuel Merino menjabat sebagai presiden ketiga Peru dalam empat tahun. [wip]