ISLAMTODAY ID — Menteri Urusan Islam Arab Saudi, Abdullatif Al-Sheikh, memberikan konfirmasinya terkait informasi tentang banyak Imam yang dipecat dalam beberapa pekan terakhir usai dinilai gagal mengikuti arahan kementerian untuk memperingatkan warga tentang bahaya Ikhwanul Muslimin dan ideologinya.
Dilansir dari Al-Arabiya News Channel, Abdullatif mengatakan, Kementerian Urusan Islam tidak ingin menangguhkan atau memecat salah satu karyawan mereka tetapi menekankan pentingnya pekerjaan ulama dan pemberi khutbah, Selasa (22/12) lalu
“Laporan tentang beberapa imam yang dipecat itu benar. Ini karena kegagalan mereka dalam melaksanakan arahan kementerian dalam menerbitkan pernyataan dari Dewan Cendekiawan Agama Senior yang menjelaskan kepada orang-orang tentang bahaya “kelompok teroris” Ikhwanul Muslimin,” pungkas Abdullatif al-Sheikh.
“Tidak diragukan lagi bahwa pemberhentian mereka bukan berarti mereka berasal dari Ikhwanul Muslimin atau pendukung ideologi ini, melainkan merupakan prosedur peraturan kementerian bagi mereka yang tidak melaksanakan arahan atau lambat dalam melaksanakannya akan ditiadakan. Mereka akan digantikan oleh yang siap dan memenuhi syarat,” tandasnya.
Arab Saudi secara resmi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada tahun 2014.
Menurut laporan Okaz dan surat kabar Saudi, Saudi Gazette, Kementerian Urusan Islam dan Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan bersama-sama mengerjakan rencana untuk menasionalisasi pekerjaan imam dan muadzin di kompleks komersial utama.
“Pertama, seperti yang Anda ketahui, Kementerian sangat konsen dengan rumah ibadah dan sangat bergantung pada para imam dan dai, dan siap untuk mendukung sejumlah besar da’i dengan pemikiran cemerlang serta mereka yang memiliki orientasi baik yang memenuhi persyaratan untuk posisi Imam, baik di masjid kecil atau besar. Sejumlah besar dari mereka dipersiapkan untuk pekerjaan terhormat ini, dan kementerian memiliki sejumlah besar kandidat tingkat lanjut yang tertarik dengan pekerjaan ini dan bersedia untuk menempati pekerjaan ini, termasuk banyak lulusan perguruan tinggi Syariah dan yang memiliki gelar master dan PhD dalam ilmu Syariah,” ujar al-Sheikh.
Pada tahun 2018 lalu, Abdullatif Al-Sheikh juga mengeluarkan pernytaaan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang merugikan Islam.
Al-Sheikh menegaskan bahwa Ikhwanul Muslimin menimbulkan ketidakadilan dan merugikan Islam dan Muslim, karena itulah menurutnya kelompok itu hancur di adalah bukti kehancuran dan kehancuran di beberapa negara tetangga.
Saat itu ia mengatakan bahwa Ikhwanul Muslimin mencoba masuk ke Arab Saudi untuk menghasut warga.
“Tetapi Tuhan melindungi kami, karena warga dapat merasakan dan mengetahui para pendukung kejahatan yang akan menyesatkan,” tandasnya.[IZ]