ISLAMTODAY ID — Bahrain dilaporkan menolak surat yang dikirim oleh Qatar ke Dewan Keamanan PBB tentang dugaan pelanggaran wilayah udara oleh 4 jet tempurnya.
“Kementerian Luar Negeri Kerajaan Bahrain menegaskan bahwa klaim otoritas Qatar bahwa empat prajurit dari Angkatan Udara Royal Bahrain melanggar wilayah udara mereka pada Rabu, 9 Desember 2020, tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar,” demikian pernyataan Kemlu Bahrain, Kamis (24/12).
Bahrain mengatakan bahwa pada tanggal tersebut, 2 pesawat F-16 Bahrain bersama dengan 2 jet tempur Amerika Serikat (AS) sedang melakukan latihan militer di area latihan militer yang ditentukan di wilayah udara Arab Saudi.
Setelah latihan berakhir, pesawat kembali ke Bahrain, melintasi wilayah udara Arab Saudi untuk kemudian mendarat di Pangkalan Udara Isa.
“Kementerian menegaskan bahwa ini adalah rute keluar yang biasa dari area latihan militer menuju wilayah udara Kerajaan Bahrain dan bahwa dalam perjalanan mereka kembali, pesawat belum menggunakan wilayah udara Qatar karena para prajurit Angkatan Udara Kerajaan Bahrain selalu melakukan serangan mendadak mereka. secara profesional, memastikan untuk tidak menembus perbatasan negara lain,” tulis Kemlu Bahrain, dikutip dari AA.
Sementara itu pemerintah Qatar belum menanggapi pernyataan Kementerian Luar Negeri Bahrain.
Qatar Surati DK PBB
Duta Besar Alia Ahmed bin Saif Al Thani, perwakilan tetap Qatar untuk PBB, mengirimkan surat kepada pejabat PBB termasuk Sekretaris Jenderal Antonio Guterres serta kepada Perwakilan Tetap Afrika Selatan, Jerry Matjila, yang saat ini memimpin Dewan Keamanan.
Pesan yang disampaikan termasuk pemberitahuan resmi dari Doha bahwa 4 pesawat militer Bahrain telah menembus wilayah udara Qatar di atas perairan teritorial pada 9 Desember.
Surat itu menyatakan kecaman keras Qatar atas pelanggaran kedaulatan, integritas teritorial dan keamanannya.
Sebelumnya Krisis Teluk, sejumlah negara menuding Qatar mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri mereka, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.
4 negara Teluk Arab itu kemudian memutuskan hubungan dengan Doha dan memberlakukan blokade darat, laut dan udara di negara itu pada tahun 2017.
Namun, Qatar membantah tuduhan sepihak itu dan menyatakan kesiapannya untuk berdialog guna mengakhiri kebuntuan.[IZ]