ISLAMTODAY ID — Pemerintah Indonesia akan segera menandatangani kontrak pembelian vaksin AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan suplai dari perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca mencakup 100 juta dosis vaksin. Dari dosis tersebut, 50 juta dosis bersifat pasti dan 50 juta dosis lainnya masih opsional.
Pemeirntah akan segera menandatangani kontrak dengan perusahaan Jerman-Amerika Serikat, Pfizer/BioNTech untuk 100 juta dosis vaksin, dengan rincian 50 juta dosis sudah pasti dan 50 juta dosis lainnya opsional.
“Kami harapkan finalisasi dengan AstraZeneca dan Pfizer bisa selesai dalam waktu dekat ini,” kata Budi Gunadi, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (29/12).
Menkes Budi mengatakan, pemerintah membuat sebagian kontrak bersifat opsional karena masih menunggu kepastian suplai vaksin dari aliansi vaksin Gavi, yang merupakan bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Aliansi Vaksinisasi “Gavi” akan memberikan vaksin gratis untuk negara-negara yang bekerja sama dengan mereka, namun jumlah dosisnya belum diketahui secara pasti.
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, jumlah vaksin gratis yang akan didapat dari Gavi berkisar 3 persen hingga 20 persen dari total populasi atau antara 16 juta dosis hingga 100 juta dosis.
“Itu sebabnya kenapa kita buat kontrak dengan opsi dari supplier vaksin yang ada tadi, supaya kalau ada kepastian dari pengadaan vaksin dari Gavi, kita tidak usah ambil dari mereka (penyuplai vaksin),” jelas Budi Gunadi Sadikin, dilansir dari Anadolu.
Menurutnya, kontrak vaksin yang opsinal, akan digunakan pemerintah apabila vaksin dari Gavi tidak tiba sesuai jadwal yang diharapkan.
Secara keseluruhan, Indonesia sudah mengamankan total 660 juta dosis vaksin, dengan rincian 330 juta dosis dikontrak secara pasti dan 330 juta dosis lainnya secara opsional untuk berjaga-jaga.
Sumber vaksin tersebut berasal dari perusahaan China, Sinovac Biotech; perusahaan AS, Novavax; AstraZeneca; Pfizer-BioNTech; serta aliansi vaksin Gavi.
Kebutuhan vaksin Indonesia sendiri sebesar 426 juta dosis vaksin, dengan perhitungan 188 juta orang yang akan divaksinasi untuk mencapai kekebalan imunitas.[AA/IZ]