ISLAMTODAY ID — Akun Twitter majalah multimedia The Kashmir Walla ditutup oleh pihak Twitter setelah mengunggah cuitan salah satu laporan pada Agustus tentang serangan polisi regional terhadap prosesi yang dilakukan oleh sejumlah pelayat diduga sekte Syiah, Jumat (1/1).
Unggahan cerita tersebut, “Mereka menyerang wanita, anak-anak, prosesi Muharram di Kashmir,” dilaporkan pada 29 Agustus dan merinci bagaimana wanita, anak-anak dan pria ditembaki selama prosesi berkabung untuk mengenang cucu nabi Muhammad SAW, Hussain.
Cerita itu diunggah ulang pada Kamis, tetapi kemudian dinilai melanggar kebijakan Twitter.
“Itu melanggar aturan kami yang melarang mengunggah media yang menggambarkan momen kematian seseorang,” menurut laporan Twitter.
Editor dan pemilik majalah Kashmir Walla, Fahad Shah, mengatakan bahwa dia tidak memahami bagaimana berita tersebut dapat melanggar aturan.
“Media itu memuat berita penting tentang kebrutalan polisi terhadap warga sipil tak bersenjata selama prosesi keagamaan yang dilaporkan @tkwmag pada Agustus 2020. Tweet tersebut tidak mendorong kekerasan tetapi merupakan dokumentasi penting dari penggunaan kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata. @TwitterIndia,” tulis Fahad Shah dalam akunnya.
Fahad Shah mengatakan meski telah menjelaskan dan memohon kepada Twitter untuk memulihkan akun tersebut, namun permintaan tersebut belum dijawab.
“Kami tidak dapat mengunggah cerita kami melalui Twitter sejak kemarin,” pungkas Fahad Shah.
Pada 2019 Twitter dinilai menekan kebebasan berekspresi di wilayah Kashmir setelah sebuah studi oleh pengawas media, Committee to Protect Journalists, mengungkapkan bahwa hampir 1 juta tweet telah dihapus sejak 2017.
Kashmir, wilayah Himalaya dengan mayoritas Muslim, sebagian dikuasai oleh India dan Pakistan dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sementara, bagian kecil wilayah Kashmir juga dikuasai oleh China.[Anadolu]