(IslamToday ID) – Kepala bantuan PBB, Mark Lowcock memperingatkan bahwa konflik di Tigray tidak hanya berdampak pada situasi di Ethiopia, tetapi juga dapat memicu destabilisasi keamanan di kawasan.
Lowcock menyebut situasi kemanusiaan yang terjadi di kawasan Afrika bagian utara akan memburuk. Mengingat ratusan ribu orang Tigray saat ini belum menerima bantuan PBB karena tidak adanya akses.
Dikutip dari Reuters, Kamis (4/2/2021), Lowcock mengatakan terdapat laporan mengenai meningkatnya ketidakamanan di kawasan lain yang kemungkinan disebabkan oleh pengerahan pasukan Ethiopia ke Tigray.
Saat ini, menurut Lowcock, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Ethiopia Abiy Ahmed telah menguasai 60 hingga 80 persen wilayah di Tigray, tetapi tidak memiliki komando penuh atas pasukan etnis Amhara dan Eritrea yang juga beroperasi di sana.
Puluhan saksi mengatakan pasukan Eritrea berada di Tigray untuk mendukung pasukan Ethiopia, meskipun kedua negara menyangkal hal itu.
Jika bantuan dan perlindungan untuk warga tidak disalurkan, Lowcock mengatakan, situasi kemanusiaan di sana akan semakin memburuk. Bahkan laporan mengenai kekerasan seksual juga sudah bermunculan.
Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyatakan keprihatinannya atas situasi di Tigray.
Pada 4 November 2020, Abiy memerintahkan pasukannya untuk melakukan serangan terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Pasukan tentara pemerintah kemudian mengulingkan TPLF dari ibukota Tigray, Mekelle.
Tigray merupakan wilayah berpenduduk lebih dari 5 juta. Akibat konflik baru-baru ini, ribuan orang diyakini tewas dan 950.000 lainnya mengungsi. [wip]