(IslamToday ID) – Seorang tokoh Syiah di Uttar Pradesh, India mengajukan petisi ke Mahkamah Agung (MA) untuk meminta penghapusan 26 ayat dari kitab suci Alquran. Ia mengatakan 26 ayat itu tidak asli dari kitab suci tersebut, melainkan disisipkan para khalifah terdahulu.
Langkah tokoh bernama Waseem Rizvi ini memicu kemarahan dari berbagai kelompok muslim, baik Sunni maupun Syiah.
Petisi yang diajukan Rizvi mengatakan bahwa 26 ayat itu mempromosikan terorisme, kekerasan, jihad, dan bukan bagian dari Alquran yang asli.
“Ayat-ayat ini ditambahkan ke dalam Alquran oleh tiga khalifah pertama untuk membantu ekspansi Islam melalui perang,” kata Waseem Rizvi, yang merupakan mantan Ketua Dewan Wakaf Syiah Uttar Pradesh.
“Setelah (Nabi) Muhammad, khalifah pertama Hazrat Abu Bakar, khalifah kedua Hazrat Umar, dan yang ketiga yaitu Hazrat Usman merilis Alquran sebagai sebuah kitab,” paparnya seperti dikutip dari Times of India, Selasa (16/3/2021).
Mengenai Alquran sebagai kitab suci Allah yang menyimpan kebenaran Injil, ulama Syiah dan Sunni mengatakan bahwa tidak ada satu kata pun yang diubah atau dirusak dalam Alquran asli selama 1.400 tahun terakhir. Bahkan, kata mereka, tanda baca sekecil apapun tidak akan pernah bisa diubah dalam kitab yang Allah jamin perlindungannya.
Di antara sekian banyak tokoh, Sekjen All India Muslim Personal Law Board’s (AIMPLB), Maulana Wali Rahmani juga mencela Rizvi dan menyebut pembelaannya sebagai “aksi publisitas”.
“Masalah ini tidak (hanya) mempengaruhi satu sekte muslim, tetapi semua muslim di seluruh dunia baik itu Syiah, Sunni, Bohras, Barelvis, Deobandis, atau Ahle Hadidth. Tidak ada dari aliran pemikiran Islam mana pun yang dapat mengatakan bahwa Alquran yang kami miliki tidak asli. Tidak ada muslim yang percaya ini dan Rizvi terkenal karena menciptakan keretakan di antara komunitas muslim,” katanya.
Rahmani juga mengatakan, tim kuasa hukum AIMPLB sudah menindaklanjuti kasus tersebut sejak awal dan akan menggugatnya melalui jalur hukum.
Sekjen Majlis-e-Ulama-e-Hind, Maulana Kalbe Jawad tidak hanya mengutuk pernyataan yang dibuat oleh Rizvi, tetapi juga mengorganisir sebuah panggung di luar Bara Imambara Lucknow pada hari Ahad untuk pembelaan Alquran dengan berkumpul dalam majelis yang disebut Tahaffuz-e-Quran.
Dalam aksi bersama Syiah-Sunni, ulama menyatakan bahwa beberapa ayat yang ditentang oleh Rizvi lebih situasional dan tidak berlaku secara universal dan bahwa kesabaran, persatuan, persahabatan antara orang yang berbeda dan toleransi adalah pesan utama dari kitab suci umat Islam tersebut.
Mereka juga mengatakan bahwa Alquran dengan tegas menyatakan bahwa membunuh bahkan satu orang saja sama dengan membunuh seluruh umat manusia dan tidak diperbolehkan.
Namun Rizvi mengatakan bahwa ia tidak keberatan dengan seluruh Alquran, tetapi hanya sebagian darinya. “Alquran oleh Hazrat Ali tidak diterima oleh tiga khalifah pertama dan Alquran inilah yang akan hadir pada hari penghakiman. 26 Ayat ini memicu terorisme dan perlu dihapus,” katanya.
Pertengkaran ini telah membawa ancaman bagi Rizvi di mana beberapa muslim yang marah menawarkan hadiah untuk kepalanya. Di sisi lain, ia mendapat dukungan dari non-muslim.
“Allah telah mengambil tanggung jawab atas kitab suci-Nya dan mengatakan bahwa surat atau tanda baca di dalamnya tidak akan berubah sampai kiamat. Lalu siapa Rizvi yang membuat klaim setinggi itu? Permohonannya tidak boleh dilayani, tindakan hukum yang tegas akan diambil terhadapnya dan pemerintah menangkapnya karena melanggar perdamaian,” kata Kepala Pusat Islam India Maulana Khalid Rasheed Farangimahali. [wip]