ISLAMTODAY ID — AAPP, Organisasi LSM masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar, melaporkan bahwa warga Myanmar yang tewas kini mencapai angka 261 jiwa sejak kudeta militer 1 Februari lalu.
Dalam laporannya pada Selasa (23/3) dini hari, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 11 orang tewas menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.
“Jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Kami akan terus menambahkan,” jelas AAPP, NGO mantan tahanan politik Myanmar di pengasingan, dalam pernyataan melalui kantornya di Mae Sot, Thailand.
AAPP melaporkan total 2.682 orang telah ditangkap, didakwa atau dihukum menyusul terjadinya kudeta militer pada 1 Februari.
AAPP melaporkan meskipun banyak orang tewas karena akibat kekerasan militer, banyak pihak yang kini masih terlibat aksi demonstrasi.
AAPP mengatakan Junta Militer menggunakan peluru tajam, penyerangan dan penangkapan, penculikan, menggunakan undang-undang yang represif, dan secara paksa mengusir peserta Civil Disobdience Movement (Gerakan Pembangkangan Sipil) dari perumahan pegawai negeri sipil.
“Mereka melakukan ini untuk menyebarkan ketakutan, tetapi orang-orang terus memprotes,” jelas AAPP.
AAPP menyebutkan ketidakstabilan masyarakat ada dimana-mana dan supremasi hukum telah dihancurkan sejak terjadinya kudeta.
“Jika kelompok kudeta tetap berkuasa, rakyat akan diperbudak militer selama beberapa dekade lebih,” demikian pernyataan AAPP dalam laporannya.[AA]