(IslamToday ID) – Seorang aktivis iklim muslim akan memasuki parlemen Belanda tahun ini. Ia kemungkinan akan menghadapi apa yang disebut pendukung kampanye Islamofobia dan rasisme.
“Wow. Kami berhasil. Terlepas dari segalanya, terima kasih untuk segalanya,” tulis Kauthar Bouchallikht di Twitter seperti dikutip dari Al Araby, Senin (29/3/2021).
Politisi berusia 26 tahun itu menambahkan dirinya akan bekerja untuk kesetaraan dan keadilan, harapan atas kebencian.
Hasil resmi pemilihan parlemen Belanda belum diselesaikan, tetapi laporan media lokal telah mengkonfirmasi hasil awal yang menunjukkan kemenangan Bouchallikht pada pemilihan.
Bouchallikht, yang merupakan keturunan Maroko, akan mewakili Partai GroenLinks (Kiri Hijau) di parlemen.
Pemilihannya terjadi meskipun partainya kalah secara keseluruhan dan kampanye sayap kanan melawan aktivis iklim yang mendapat perhatian internasional.
Bouchallikht menghadapi tuduhan terkait dengan Ikhwanul Muslimin yang kontroversial, sebuah organisasi Islam yang pandangannya ia tolak.
Ia juga dituduh anti-Semitisme di media Belanda atas aktivisme pro-Palestina. Bouchallikht menolak klaim tersebut, mengatakan ia mengutuk anti-Semitisme.
Sebuah laporan oleh Utrecht Data School dan majalah De Groene Amsterdammer menemukan bahwa lebih dari 30 persen tweet yang diarahkan ke Bouchallikht adalah pesan kebencian atau ancaman.
Sebuah surat terbuka pada bulan Desember yang ditandatangani oleh puluhan politisi Inggris, penyelenggara masyarakat sipil dan akademisi mengecam perlakuan rasis dan Islamofobia terhadap Bouchallikht.
“Klaim ekstremisme yang dibebankan terhadapnya berasal dari platform online sayap kanan yang sejak itu diulang tanpa kritik oleh politisi dan media arus utama,” bunyi surat itu.
“Ini bukan kejadian yang tidak biasa, tapi pola yang sangat familier yang dialami oleh orang kulit berwarna dan muslim secara terus menerus oleh fanatisme yang bangkit kembali dan berani, xenofobia, dan rasisme di seluruh dunia,” demikian bunyi surat itu.
Dalam wawancara tahun 2020 dengan Dutch GLAMOR, Bouchallikht menjelaskan bahwa banyak orang di Belanda cenderung mengasosiasikan agamanya dengan terorisme dan negativitas dan sering terkejut melihat seorang muslim terlibat dalam aktivitas iklim. “Saya percaya bahwa bumi diberikan kepada kita oleh Tuhan dan kita harus menjaganya dengan baik,” ujarnya. [wip]