ISLAMTODAY — Menyusul undangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan lalu ke Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertemuan puncak bilateral yang diusulkan pada musim panas mendatang dalam rangka untuk mengatasi berbagai masalah yang masih diperdebatkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengeluarkan sebuah undangan kejutan pada Selasa (20/4) malam bagi Putin untuk menemuinya di wilayah Ukraina Timur yang dilanda perang.
Dalam pengumumannya, Zelensky mengatakan kepada Putin bahwa pertemuan tingkat tinggi langsung di mana kedua pemimpin dapat berbicara tentang de-eskalasi sangat penting karena ada “jutaan nyawa yang dipertaruhkan” dalam setiap potensi pecahnya konflik besar, menurut AFP dilansir dari ZeroHedge, Rabu (21/4).
Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Presiden Rusia itu bahwa dia siap “untuk mengundang Anda untuk bertemu di mana saja di Donbass Ukraina di mana perang sedang berlangsung”.
Presiden Ukraini ini menambahkan bahwa “jutaan nyawa dipertaruhkan” dalam konflik antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Kremlin di timur negara itu.
Beberapa hari yang lalu Zelensky melakukan perjalanan ke sebuah daerah dekat Mariupol di Donetsk di mana dia “berjalan di garis depan dengan pasukan” di tengah pertempuran baru dengan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbass Timur.
Undangan langsung Zelensky ke Putin untuk bertemu mengenai krisis datang pada hari yang sama ketika Kementerian Pertahanan Rusia membenarkan penambahan pasukannya di Selatan, terutama di Krimea dan dekat perbatasan dengan Ukraina, dengan menyebutnya sebagai “pencegah” yang diperlukan untuk “destabilisasi” NATO dari wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa “Upaya NATO untuk mengguncang situasi di Timur Tengah dan kawasan Transkaukasia memaksa Rusia untuk mengambil tindakan simetris dari pencegahan strategis,” demikian menurut Interfax dilansir Bloomberg.
Menyusul proposal Biden untuk bertemu langsung dengan Putin, para pakar mencatat bahwa tampaknya kepemimpinan Ukraina secara efektif dikesampingkan oleh dua negara adidaya yang bersaing.
Seperti yang telah digarisbawahi oleh laporan Financial Times (FT), pembentukan pasukan Putin telah berhasil menekan pemerintahan Biden untuk pertemuan puncak yang didambakan untuk memutuskan masa depan Ukraina.
“Format KTT juga akan menyenangkan Kremlin dengan secara efektif menghilangkan Kyiv dari setiap negosiasi, dan memungkinkan Putin untuk memproyeksikan citra dua negara adidaya global yang memutuskan nasib konflik di masa depan,” ujar FT.
Tawaran Zelensky pada Selasa (20/4) untuk Putin tampaknya merupakan upaya untuk menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan atau keputusan besar yang dapat dicapai tanpa negosiasi langsung yang melibatkan pemimpin Ukraina.[Res]