ISLAMTODAY ID — China dilaporkan telah mengerahkan gugus kelompok serang kapal induknya ke Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan untuk latihan rutin.
Pengerahan tersebut dilakukan tak lama setelah grup operator China lainnya meninggalkan wilayah yang bermasalah itu.
Kapal induk Shandong akan mengambil bagian dalam pelatihan rutin yang dijadwalkan dalam rencana kerja tahunannya, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam pernyataannya, Ahad (2/5/2021)
“Ini sepenuhnya sah dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan negara untuk menegakkan kedaulatan dan keamanan nasional,” ujar jubir Angkatan Laut PLA, Gao Xiucheng, dilansir dari Russian Today, Ahad (2/5)
Kapal induk Shandong adalah modifikasi dari dua kapal induk China yang saat ini beroperasi. Kapal ini diluncurkan tahun 2017 dan beroperasi pada akhir tahun 2019. Penyebaran grup serang kapal induk adalah latihan besar pertamanya tahun ini.
Pengerahan itu dilakukan tak lama setelah kelompok kapal induk Liaoning meninggalkan wilayah tersebut. Kelompok Kapal induk Liaoning mengadakan latihan di Pasifik Barat dan Laut Cina Selatan.
Pada hari Kamis (29/4), militer China mengungkapkan bahwa kelompok tersebut telah direcoki oleh kapal perusak Angkatan Laut AS, USS Mustin, selama sekitar tiga minggu. Kapal itu melakukan “pengintaian jarak dekat yang gigih” dan “sangat mengganggu” latihan mereka, katanya. Ia menggambarkan perilaku AS sebagai “sifat yang sangat keji.”
Menurut Beijing, aktivitas USS Mustin telah mengancam “kapal dan awak” Latihan militernya.
Lebih lanjut pengaduan diplomatik resmi telah diluncurkan.
Laut China Selatan, wilayah yang sangat diperebutkan itu telah menjadi saksi banyak aktivitas militer asing tahun ini, dengan kapal induk AS dan kapal lain telah mengunjunginya beberapa kali.
Pada pertengahan April, AS juga mengadakan latihan bersama selama dua pekan dengan Filipina sebagai bagian dari Latihan Balikatan.
Latihan tersebut terjadi di Laut Cina Selatan dekat pulau yang dikuasai Filipina di kepulauan Spratly yang disengketakan, serta di sekitar Beting Scarborough yang diperebutkan.
Washington sangat aktif di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir, berulang kali mengirimkan misi udara dan laut ke sana.
Menurut AS, kegiatan tersebut diperlukan untuk menegakkan apa yang disebut prinsip kebebasan navigasi di kawasan. Namun, upaya ini berulang kali mengakibatkan perselisihan dengan militer Tiongkok.
Beijing menentang misi tersebut, bersikeras bahwa mereka hanya menciptakan ketegangan lebih lanjut di perairan yang disengketakan.
Laut China Selatan yang kaya sumber daya adalah subjek klaim maritim dan teritorial yang tumpang tindih oleh banyak negara, termasuk China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Brunei. Hal ini terjadi karena Beijing telah mengklaim hampir seluruh laut untuk dirinya sendiri.
Wilayah ini juga merupakan jalur air yang penting, dengan berbagai rute perdagangan dan triliunan dolar barang yang mengalir melaluinya setiap tahun.[Resa/RT]