ISLAMTODAY ID—Sekelompok karyawan Yahudi Google meminta raksasa teknologi itu untuk meningkatkan dukungannya kepada warga Palestina di tengah kampanye pemboman mematikan Israel di Gaza.
Dalam surat internal, pekerja Google mendesak CEO Sundar Pichai untuk mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan tersebut, termasuk “pengakuan langsung atas kerugian yang dilakukan terhadap warga Palestina oleh militer Israel dan kekerasan geng”.
“Warga Palestina sangat terpengaruh oleh kekerasan kolonial militer yang terjadi di wilayah tersebut,” ungkap surat itu, dikutip dari MEE, Rabu (19/5).
“Harap perhatikan permintaan yang dibingkai oleh karyawan Google Palestina dan teruskan suara mereka ke depan.”
Para karyawan juga meminta Google untuk menghentikan kontrak bisnis yang mendukung pelanggaran Israel atas hak asasi manusia Palestina, termasuk militer Israel.
Surat tersebut saat ini memiliki 250 tanda tangan, baik dari karyawan Yahudi dan “sekutu karyawan Google”.
Langkah ini pertama kali dilaporkan oleh The Verge.
Permintaan tersebut datang dari kelompok sumber daya karyawan baru (ERG) yang disebut Diaspora Yahudi di Teknologi “Jewish Diaspora in Tech”.
Kelompok tersebut dibentuk tahun 2020 sebagai tanggapan atas sentimen pro-Zionis dalam ERG Yahudi resmi Google “Jewglers”.
Hal tersebut dilansir dari laporan situs berita teknologi yang mengutip dua karyawan saat ini .
“Kami terpaksa membentuk ruang kami sendiri karena fakta bahwa kami benar-benar tidak diizinkan untuk mengekspresikan sudut pandang kami di ERG,” ujar seorang manajer pemasaran produk dalam grup kepada The Verge.
Surat itu juga meminta Google dan eksekutifnya untuk melindungi dan mendukung kebebasan berbicara, menekankan bahwa kritik terhadap Israel tidak antisemit.
“Kami meminta pimpinan Google untuk menolak definisi antisemitisme yang menyatakan bahwa kritik terhadap Israel atau Zionisme adalah antisemit,” ungkap surat itu.
“Anti-Zionisme bukanlah antisemitisme dan konflik ini merugikan pengejaran keadilan bagi Palestina dan Yahudi dengan membatasi kebebasan berekspresi dan mengalihkan dari tindakan antisemitisme yang nyata.” (Resa/The Verge/MEE)