ISLAMTODAY —- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi membahas krisis Palestina dan Myanmar bersama Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir serta Presiden Dewan Keamanan PBB Zhang Jun.
Retno Marsudi bertemu keduanya secara terpisah di New York, Amerika Serikat, setelah menghadiri sidang pleno Majelis Umum PBB terkait isu Palestina, Kamis (20/5).
Dalam pertemuan tersebut, Retno Marsudi menekankan soal pentingnya penghentian kekerasan.
“Saya sampaikan harapan agar Sidang Umum PBB dan DK dapat segera menyampaikan pesan yang kuat untuk segera diakhirinya kekerasan di Palestina,” pungkas Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Jumat (21/5).
Retno Marsudi juga menyampaikan tiga poin penting seperti yang diutarakannya dalam sidang Majelis Umum PBB.
Indonesia menyerukan dilakukan gencatan senjata yang kini sudah disepakati antara Israel-Hamas, memastikan akses bantuan kemanusiaan, serta mendorong dimulainya negosiasi multilateral yang kredibel.
Menyoal krisis di Myanmar pasca-kudeta militer, Retno menyampaikan, ASEAN sedang fokus mengimplementasikan konsensus lima poin dari hasil pertemuan pemimpin negara-negara ASEAN di Jakarta, April 2021.
Konsensus tersebut antara lain menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar, membentuk utusan khusus ASEAN, serta menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.
Retno meminta agar Majelis Umum serta DK PBB menggunakan pengaruhnya kepada pihak terkait di Myanmar agar menerima fasilitasi ASEAN dalam penyelesaian krisis di negara tersebut.
Berdasarkan laporan kelompok sipil Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), hingga Kamis, korban tewas mencapai 810 sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.
“Presiden DK dan Presiden MU PBB juga menyatakan dukungannya kepada ASEAN, termasuk pelaksanaan 5 poin konsensus dari ALM (Asean Leaders’ Meeting),” jelas Retno.
Menurut Retno, Indonesia dipuji atas keterlibatannya dalam penanganan krisis Palestina dan Myanmar.
Di samping itu, Menteri Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan menlu lain di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB untuk memperkuat kerja sama membantu Palestina.
Hingga Kamis, setidaknya 230 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak dan 36 perempuan, sementara 1.620 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak 10 Mei.
Sementara itu, 12 orang Israel juga tewas akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza.[AA]