ISLAMTODAY ID–Wakil kepala Angkatan Pertahanan Australia, Wakil Laksamana David Johnston pada hari Selasa (1/6) mengkonfirmasi bahwa latihan perang ‘Talisman Sabre’ pada bulan Juli akan dibatasi untuk memastikan lingkungan yang aman.
“Latihan militer AS-Australia akan dikurangi menjadi setengah dari ukuran biasanya, dengan sekitar 17.000 tentara berpartisipasi, termasuk 2.000 pasukan asing. Siapa pun yang memasuki Australia untuk mengambil bagian dalam latihan perang akan dipaksa untuk menjalani karantina wajib selama 14 hari terlebih dahulu sebelum diizinkan masuk ke negara itu.” ujar Johnston seperti dilansir dari RT, Selasa (1/6).
Pernyataan Johnston disampaikan pada sidang Senat, di mana ia meyakinkan para politisi bahwa “semua orang yang akan masuk ke wilayah Australia harus melalui praktik karantina”.
Dalam rangka mengurangi risiko virus domestik, sejak awal pandemi Australia telah mempertahankan pembatasan yang ketat, membatasi bepergian dan mengharuskan individu untuk dikarantina dan memiliki hasil tes Covid-19 negatif sebelum diizinkan memasuki negara itu.
Sementara latihan militer terutama merupakan simbol aliansi AS-Australia.
Latihan tersebut melibatkan pasukan dari negara lain, termasuk sesama anggota Five Eyes seperti Kanada, Selandia Baru dan Inggris, serta Jepang dan Korea Selatan.
Latihan perang akan berlangsung di tengah latar belakang meningkatnya ketegangan antara China dan negara-negara lain di kawasan Indo-Pasifik.
Situasi menegang dalam beberapa bulan terakhir, karena Barat telah menuduh Beijing meningkatkan aktivitas militer di perairan daerah itu.
Sementara itu, China mengatakan itu hanya melindungi kedaulatan, hak berdaulat dan yurisdiksi atas wilayah tersebut.
(Resa/TRTWorld)