ISLAMTODAY ID — Pertemuan perdana mekanisme kerja sama dialog tingkat tinggi China-Indonesia diadakan pada Sabtu (5/6) di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou, China.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Luhut Binsar Pandjaitan, utusan khusus presiden Indonesia dan koordinator kerjasama Indonesia dengan China.
Untuk diketahui, Indonesia merupakan negara emerging economy dan negara berkembang utama.
Sementara itu, Wang mengatakan bahwa China selalu memandang hubungan China-Indonesia dari perspektif strategis dan mengembangkan kerja sama China-Indonesia dari perspektif global.
“Pertemuan ini menandai pembentukan mekanisme kerja sama tingkat tinggi yang komprehensif antara kedua negara,” ujar Wang, seperti dilansir dari Xinhua, Ahad (6/6).
Ia menambahkan bahwa itu adalah langkah penting yang diambil oleh kedua belah pihak untuk mengimplementasikan konsensus yang dicapai oleh para kepala negara.
Pada kesempatan pertemuan pertama, Wang mengatakan bahwa kedua belah pihak harus menetapkan tujuan jangka panjang untuk bersama-sama membangun komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama dalam memulai mekanisme awal yang baik dan membuka situasi baru dari perkembangan menyeluruh hubungan Tiongkok-Indonesia.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pada kerja sama yang fokus pada keamanan politik, perdagangan dan investasi, pertukaran orang-ke-orang dan budaya.
Selain itu juga pada kerja sama maritim dan kerja sama anti-epidemi dan kesehatan masyarakat, Sementara itu, Luhut mengatakan pembentukan mekanisme tersebut akan memberikan dukungan baru bagi kerja sama kedua negara yang lebih efektif.
“Indonesia bersedia bekerja sama dengan China untuk mempercepat pembangunan bersama Belt and Road (BRI), memperdalam pembangunan koridor ekonomi komprehensif regional, dan menempa penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung sesuai jadwal,” ungkap Luhut.
Kedua belah pihak menandatangani dua nota kesepahaman tentang pembentukan mekanisme kerja sama dialog tingkat tinggi dan penguatan kerja sama maritim antara kedua negara setelah pertemuan.
(Resa/Xinhua)