ISLAMTODAY ID—Moskow telah mengecilkan laporan media bahwa sekelompok peneliti elit Rusia sedang mengerjakan teknologi mutakhir yang dapat terhubung langsung ke otak manusia.
Langkah ini memungkinkan mereka untuk mengontrol komputer dengan kekuatan pikiran mereka.
Sebuah sumber di Kementerian Pendidikan Moskow mengatakan kepada surat kabar Kommersant sebelumnya pada hari Selasa (22/6) bahwa pemerintah telah membentuk satuan tugas untuk melaksanakan perintah oleh Presiden Vladimir Putin yang akan melihat penelitian baru ke dalam antarmuka ‘otak-komputer’.
Menurut dokumen yang dilihat oleh wartawannya, inisiatif federal, bernama Brain, Health, Intelligence, Innovation for 2021–2029, akan menghabiskan lebih dari 54 miliar rubel (USD 737.600 USD) untuk menghidupkan teknologi masa depan.
Proposal, yang diajukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, dikatakan telah diberi lampu hijau oleh Putin pada bulan Maret, seperti dilansir dari RT, Selasa (22/6).
Di antara inovasi yang direncanakan adalah perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat mengubah sinyal otak menjadi pesan yang dapat dibaca oleh komputer dan digunakan untuk mengeluarkan perintah.
Sementara itu, kemajuan lain dapat mencakup stand-in elektronik untuk pengemudi yang memungkinkan kendali jarak jauh kendaraan, dan peningkatan pengambilan keputusan untuk kecerdasan buatan.
Pemerintah dilaporkan yakin memiliki sejumlah keunggulan di bidang komputasi teknologi tinggi, tetapi mengakui sektor tersebut saat ini tidak menerima dana yang cukup untuk memperkuat peran Rusia sebagai pemimpin dunia.
Namun, ketika ditanya tentang rencana tersebut pada konferensi pers pada hari Selasa,(22/6) juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang program tersebut, dan tidak dapat “mengkonfirmasi atau menyangkal” apakah itu sedang berlangsung saat ini.
Tak lama setelah itu, layanan pers Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan mengatakan “menolak informasi tentang program untuk menanamkan microchip ke otak,” mengatakan bahwa, sementara itu awalnya ditugaskan, pendanaannya dipotong pada akhir tahun lalu sebagai investasi “tidak layak”.
Pada tahun 2015, sebuah tim peneliti di kota Tomsk di Siberia mengungkap apa yang mereka katakan sebagai model fisik dari otak yang mampu belajar dan mendidik dirinya sendiri.
Perkembangan itu, mereka berharap, bisa menjadi wadah di mana pikiran manusia yang sebenarnya bisa ditransplantasikan.
Jika itu tidak terdengar cukup seperti fiksi ilmiah, polisi Rusia mengajukan permintaan pada bulan November untuk pendanaan untuk mengembangkan ‘jaringan saraf’ otak buatan untuk membantu mengidentifikasi mereka yang terlibat dalam kesalahan.
Kementerian Dalam Negeri berjanji pada saat itu bahwa itu akan membantu “menentukan fitur anatomi individu seseorang, yang diperoleh dengan menggunakan bahan biologis dari TKP”.
(Resa/RT)