ISLAMTODAY ID-Puluhan orang dilaporkan mengepung Bank Swiss Lebanon di Beirut dan menyerang tiga staf.
Lebih lanjut, mereka menuntut akses ke puluhan ribu dolar dalam upaya meringankan kondisi kehidupan yang mengerikan di Lebanon.
Rekaman dari lingkungan Hamra ibukota Lebanon pada hari Senin (28/6)konon menunjukkan orang-orang melemparkan dokumen bank dari jendela gedung.
Spanduk yang menampilkan pesan yang mengklaim bank telah mencuri uang dari warga juga terlihat digantung di pintu masuk saat kerumunan memprotes di luar.
Video yang diterbitkan oleh media lokal memperlihatkan para demonstran berkeliaran di sekitar bank dan memasuki ruangan yang berbeda di gedung itu.
Laporan media lokal menunjukkan bahwa kebakaran juga terjadi di dalam bank.
Polisi dipanggil ke tempat kejadian untuk memindahkan pengunjuk rasa dari gedung dan membuka blokir jalan di sekitarnya.
Lebanon Swiss Bank mengatakan bahwa LSM yang menggambarkan dirinya sendiri, Asosiasi Amal Banin telah menduduki cabang Hamra-nya.
Organisasi itu juga mengaku bertanggung jawab atas peristiwa Senin(28/6) itu.
Dalam sebuah pernyataan, bank mengklaim tiga karyawannya terluka dalam kekacauan itu, termasuk satu yang dirawat di rumah sakit dengan dua patah tulang wajah yang membutuhkan pembedahan.
“Sekitar seratus orang yang tergabung dalam Asosiasi Amal Banin menduduki gedung administrasi umum bank kami, menyerang karyawan kami,” bunyi pernyataan bank tersebut, seperti dilansir dari RT, Senin (28/6).
Para pengunjuk rasa menuduh manajer di cabang telah diancam dengan kekerasan kecuali mereka mentransfer dana ke luar negeri.
Dalam sebuah posting Facebook, Asosiasi Amal Banin mengatakan telah memulihkan sekitar USD180.000, yang diklaim bank telah “dijarah” dari orang-orang miskin.
Akibat pengepungan, Asosiasi Bank di Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lembaga keuangan lainnya akan tetap ditutup pada hari Selasa (29/6)dalam tindakan solidaritas dengan cabang yang dikepung.
Kerusuhan dan protes di Lebanon menjadi lebih umum karena negara itu semakin terpuruk ke dalam krisis ekonomi.
Ha ini diperburuk oleh dugaan korupsi pemerintah, pandemi, kekacauan politik, dan ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut Agustus lalu.
Lebih banyak protes diadakan pada akhir pekan sebagai tanggapan atas keputusan pemerintah untuk lebih lanjut memotong nilai pound Lebanon terhadap dolar.
Langkah itu dilakukan karena negara itu juga menghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan yang signifikan.
(Resa/RT)