ISLAMTODAY ID-Diplomat Estonia St. Petersburg kini diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan Rusia setelah penahanannya pada hari Selasa (6/7) oleh Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) atas tuduhan bahwa dia “tertangkap basah” menerima file rahasia dari seorang warga negara Rusia.
“Pada tanggal 7 Juli, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Estonia di Rusia Ulla Uibo dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Rusia. Pihak Rusia menyatakan protes keras sehubungan dengan kegiatan pengumpulan intelijen oleh Diplomat Estonia ke St. Petersburg Mart Lätte, yang tidak sesuai dengan status diplomatik Konsul,” sebuah pernyataan resmi dari kementerian.
Sementara itu, media Rusia melaporkan bahwa diplomat top yang sebelumnya diidentifikasi sebagai Mart Lätte telah diperintahkan untuk meninggalkan negara itu.
FSB menangkapnya pada hari Selasa (6/7) dengan tuduhan “menerima informasi rahasia dari warga negara Rusia”.
Pernyataan lengkap agensi itu tegas dan bersikeras atas kesalahannya:
“Dinas Keamanan Federal Rusia di St. Petersburg telah menahan diplomat Estonia — konsulat Konsulat Jenderal Republik Estonia di St. Petersburg Mart Lätte — tertangkap tangan saat menerima materi rahasia dari seorang warga Rusia,” ungkap Pusat FSB untuk Hubungan Masyarakat (CPR) dikutip di kantor berita Rusia Interfax, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (8/7).
Insiden tersebut muncul sebagai “jawaban”gayung bersambut atas tuduhan baru-baru ini yang membuat diplomat dan atase militer Rusia diusir dari Eropa karena tuduhan cermin, dan khususnya dari anggota NATO, Estonia.
Estonia menolak tuduhan itu, bukannya menganggap cobaan itu sebagai “pengaturan” dan “provokasi” oleh intelijen Rusia:
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Estonia mengatakan penahanan itu adalah contoh lain dari Rusia yang memilih konfrontasi dengan Uni Eropa.
Langkah itu terjadi setelah FSB pada bulan April menangkap Diplomat Ukraina Alexander Sosonyuk di St. Petersburg atas tuduhan mata-mata yang sangat mirip. Sosonyuk telah ditahan dan diwawancarai selama berjam-jam di kantor FSB sebelum dibebaskan.
Setelah kehadirannya dinyatakan oleh otoritas Rusia sebagai “tidak diinginkan”, dia meninggalkan negara itu.
(Resa/ZeroHedge)