ISLAMTODAY ID—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk menghilangkan ketergantungan negaranya pada produk pertahanan buatan luar negeri.
“Kami akan terus meningkatkan investasi kami di industri pertahanan sampai kami benar-benar membebaskan negara kami dari ketergantungan asing,” ujar Erdogan pada upacara pembukaan hanggar pemeliharaan untuk pengangkut udara strategis A400M di ibu kota Ankara, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (9/7).
Erdogan mengkritik beberapa negara karena menolak permintaan Turki untuk membeli senjata, sementara malah memasoknya ke teroris di Suriah melalui ribuan truk dan penerbangan pesawat dengan kedok perang melawan kelompok teror Daesh.
Turki telah lama mengecam AS karena menolak upaya Turki untuk membeli rudal Patriot, sambil memberikan senjata dan pelatihan kepada teroris YPG/PKK di Suriah, dekat perbatasan Turki.
AS mengklaim senjata itu dimaksudkan untuk melawan Daesh, sementara Turki berpendapat bahwa menggunakan satu kelompok teror untuk memerangi yang lain merupakan tindakan tidak masuk akal.
Tindakan Mandiri
“Kami bertekad untuk mengatasi semua ketidakadilan dan pelanggaran hukum yang kami hadapi dalam membela tanah air kami dengan mengambil tindakan sendiri,” lanjut Erdogan.
“Yang disebut teman kami melakukan segala yang mereka bisa untuk melemahkan kami dalam operasi lintas batas yang kami lakukan untuk memastikan keselamatan warga kami,” tambahnya,.
Hal itu merujuk pada operasi Turki ke daerah perbatasan Suriah dan Irak utara untuk mengejar PKK dan Teroris YPG/PKK berlindung di sana.
Erdogan menekankan bahwa proyek-proyek yang dilaksanakan baru-baru ini oleh pemerintah saat ini adalah investasi paling penting untuk masa depan industri pertahanan Turki.
Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa – telah bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
Untuk diketahui, YPG adalah cabang PKK Suriah.
Sejak tahun 2016, Turki telah meluncurkan trio operasi anti-teror yang berhasil melintasi perbatasannya di Suriah utara untuk mencegah pembentukan koridor teror dan memungkinkan penyelesaian damai penduduk: Euphrates Shield (2016), Olive Branch (2018), dan Peace Spring (2019).
(Resa/TRTWorld)