ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis dengan judul Russia Ready to Activate Tajikistan Military Base Over Fighting in Afghanistan, oleh Dave DeCam yang merupakan editor berita Antiwar.com.
Rusia siap untuk mengaktifkan pangkalan militer di Tajikistan sebagai tanggapan atas pertempuran di Afghanistan di dekat perbatasan selatan negara Asia tengah itu.
Setelah lebih dari 1.000 tentara Afghanistan mundur dari pertempuran dengan Taliban dan melarikan diri ke Tajikistan, pejabat Tajikistan meminta bantuan dari aliansi militer yang dipimpin Rusia.
Sementara itu, Tajikistan, Rusia, dan 4 negara bekas Soviet lainnya adalah anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
“Mengingat situasi saat ini di wilayah tersebut, serta keterpencilan dan daerah pegunungan di beberapa bagian perbatasan dengan Afghanistan, menghadapi tantangan ini sendiri tampaknya sulit,” ujar Hasan Sultonov, perwakilan Tajik untuk CSTO, pada hari Rabu, seperti dikutip dari Global Research, Ahad (11/7).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow siap membantu sekutu perjanjiannya. “Kami akan melakukan segalanya, termasuk menggunakan kemampuan pangkalan militer Rusia di perbatasan Tajikistan dengan Afghanistan, untuk mencegah perambahan agresif terhadap sekutu kami,”ungkapnya.
Tajikistan telah mengaktifkan 20.000 pasukan cadangan untuk memperkuat perbatasan sebagai tanggapan atas tentara Afghanistan yang memasuki negara itu.
Tidak mungkin Taliban akan membuka front di Tajikistan, terutama jika itu berisiko menarik Rusia ke dalam pertempuran.
Namun kekerasan di timur laut Afghanistan akan terus meluas ke Tajikistan sampai batas tertentu.
Rusia sangat kritis terhadap penarikan AS dan NATO dari Afghanistan.
Meskipun hampir 20 tahun perang, Lavrov menggambarkan keluarnya Barat dari negara itu sebagai “penarikan tergesa-gesa.”
“Situasinya memburuk dengan cepat, termasuk dalam konteks penarikan tergesa-gesa pasukan Amerika dan NATO lainnya, yang selama puluhan tahun mereka tinggal di negara ini belum mencapai hasil yang terlihat dalam hal menstabilkan situasi di sana,” ujar Lavrov.
(Resa/Global Research)