ISLAMTODAY — Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat sejumlah warga negara asing akhirnya memilih meninggalkan wilayah Republik Indonesia (RI).
Mereka memilih kembali ke negaranya. Setelah Jepang dan Taiwan, kini giliran warga negara Vietnam dikabarkan secara ramai-ramai meninggalkan wilayah negeri ini.
Vietnam
Hal ini terungkap dari pengumuman Kedutaan Vietnam Jakarta yang membuka pendaftaran untuk warganya yang ingin pulang. Pengumuman resmi bahkan sudah disampaikan melalui situs resmi vembassy-jakarta.mofa.gov.vn.
“Kedutaan Besar Vietnam di Indonesia (Kedubes) telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelenggarakan sejumlah penerbangan untuk membawa pulang warga negara Vietnam dalam status prioritas di Indonesia,” tulis pernyataan itu dalam bahasa Vietnam yang diterjemahkan, Kamis (15/7/2021).
Warga yang ingin pulang diharapkan mengisi formulir resmi. Mereka diberikan batas waktu hingga 23 Juli 2021.
“Setiap warga negara tidak mendaftar lebih dari sekali untuk menghindari kebingungan dalam statistik,” tulis pengumuman Kedubes Vietnam di Jakarta.
Menurut laporan CNBC Indonesia yang mengkonfirmasi kepada Kedubes Vietnam, diketahui bahwa sebenarnya negeri itu telah melakukan lima penerbangan repatriasi. Penerbangan terakhir dilakukan pada 20 Juni 2021 lalu.
“Kami melakukan 5 penerbangan repatriasi dari Indonesia ke Vietnam sejak Maret 2020 hingga Juni 2021,” ujar Kedubes Vietnam di Jakarta.
Kedubes Vietnam juga mengaku bahwa bila banyak warga negara Vietnam yang ingin pulang, maka penerbangan evakuasi akan dibuka kembali.
“Ketika warga Vietnam di Indonesia ingin kembali karena pandemi, kami akan melaporkan ke Hanoi dan instansi terkait di Indonesia untuk mengatur penerbangan pemulangan,” tulis Kedutaan.
Dalam pengumuman, pada 20 Juni 2021, warga Vietnam memang telah melakukan penerbangan kembali ke negara itu dengan pesawat Vietjet Air, VJ 2703. Pesawat berangkat pukul 12:15 dari Bandara Soekarno Hatta dan mendarat di Bandara Can Tho pukul 15:05.
Penumpang saat itu harus melampirkan tes negatif Sars-Cov-2, tiga hingga lima hari sebelum keberangkatan dengan teknik PCR. Setelah mendarat, warga harus diisolasi selama 21 hari di mana mereka harus membayar untuk proses isolasi dan pengujian sesuai aturan fasilitas isolasi.
Jepang
Pemerintah Jepang akan menyiapkan penerbangan khusus untuk warga mereka yang hendak kembali dari Indonesia. Penyiapan itu dilakukan seiring lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Rencana ini diawali oleh laporan bahwa banyaknya perusahaan Jepang yang memulangkan kembali karyawannya ke negara itu. Dikutip dari NHK, pegawai dan anggota keluarga sejumlah perusahaan dievakuasi karena instruksi kantor pusat di Negeri Sakura.
“Satu perusahaan akan menerbangkan pesawat sewaan pada Rabu untuk mengevakuasi karyawan dan anggota keluarga mereka dari Indonesia,” tulis media itu Selasa (13/7/2021).
Seorang warga bernama Okutsu So yang bekerja di kantor logistik Jepang di Jakarta juga membenarkan ini. Ia mengatakan akan lebih banyak orang kembali ke Jakarta sebagai tanggapan instruksi kantor pusat mereka.
Tindakan Pemerintah Jepang
Bak gayung bersambut, dalam konferensi pers yang dimuat Nikkei Asia Selasa (13/7) malam, Menteri Sekretariat Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan pemerintah akan mendukung kembalinya warga dari Indonesia. Dia menjelaskan maskapai komersial Jepang akan mengoperasikan penerbangan khusus Rabu (14/7/2021).
“Dari sudut pandang melindungi warga negara Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan … sehingga warga Jepang yang ingin kembali dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin dan sebanyak mungkin,” ujarnya.
“Setelah itu, kami berencana untuk melakukan tindakan serupa sebagai respons terhadap permintaan dari warga Jepang.”
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada realisasi repatriasi dan informasi lanjutan yang dikabarkan pemerintah Jepang kepada pihak Indonesia.
“Masih belum direalisasikan,” ujar Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah dalam pesan singkatnya
Lebih lanjut pihaknya menjawab rencana pemerintah Jepang ini merupakan sebuah bentuk perlindungan pemerintah terhadap warganya. Hal ini pernah juga dilakukan oleh Indonesia yang melakukan repatriasi WNI dari Wuhan, China, dan juga dari Kapal Diamond Princess yang saat itu sedang sandar di Jepang.
“Namun ini merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap warga negaranya. Sama halnya, Indonesia pernah memulangkan WNI dari Wuhan dan juga crew kapal pesiar yang bersandar di Jepang pada saat awal Covid,” tambahnya.
Ketika ditanya mengenai rencana negara-negara lain dalam memulangkan warganya dari Indonesia, ia menyebut bahwa Kemlu belum menerima intensi seperti itu dari negara-negara lain.
“Saya belum mendengar. Kita cermati bersama.”
Kedubes Jepang Buka Suara
Menjawab permintaan konfirmasi CNBC Indonesia, Kedutaan Jepang mengatakan bahwa kepulangan WN Jepang pada Rabu pagi menggunakan penerbangan charter merupakan keputusan perusahaan Jepang yang mempekerjakan mereka di Indonesia.
“Penerbangan yang dilakukan tadi pagi terlaksana atas inisiatif dari perusahaan swasta Jepang dan bukan usaha evakuasi maupun repatriasi dari Pemerintah Jepang,” tulis pernyataan itu.
Kemudian, pihak Kedubes Jepang mengatakan bahwa yang dimaksudkan Menteri Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato tentang bantuan pemulangan WN Jepang dari RI adalah mengenai penambahan kuota bagi warganya yang ingin kembali ke Jepang dan bukan penerbangan repatriasi.
“Yang dimaksud dari pernyataan Menteri Sekretaris Kabinet kemarin mengenai bantuan dari Pemerintah Jepang adalah bantuan berupa penambahan kuota bagi warganya yang akan masuk kembali ke Jepang, juga sambil menjaga kapasitas medis dan fasilitas karantina, serta hal-hal lain pendukung lainnya agar dapat beroperasi dengan baik dalam menerima kepulangan mereka,” jelas kedutaan lagi.
Lebih lanjut, Kedubes Jepang juga menegaskan aturannya yang melarang warga asing untuk masuk ke wilayahnya.
“Sama halnya dengan Indonesia, dan negara-negara manapun, Jepang juga masih mengadakan pembatasan masuk bagi orang-orang dari luar negeri,” tambah perwakilan resmi Jepang itu.
“Pembatasan ini dilakukan untuk menjaga kapasitas pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di bandara beserta petugas medisnya, dan fasilitas karantina bagi mereka yang datang dari luar negeri ini dapat beroperasi dengan baik.”
50 WN Jepang Tinggalkan RI
Sebanyak 50 warga negara (WN) Jepang yang bekerja di Indonesia memutuskan untuk kembali ke negara asalnya, kemarin. Hal ini dilakukan akibat kasus corona (Covid-19) yang terus melonjak di RI.
Dikutip Nikkei Asia, dalam proses pemulangan ini para WN Jepang menggunakan pesawat charter All Nippon Airways (ANA). Pesawat itu dijadwalkan mendarat di Bandara Narita, Prefektur Chiba, yang berlokasi di timur laut ibukota Tokyo.
Perusahaan yang memboyong karyawan WN Jepang tersebut diketahui bernama Shimizu Corp. Perusahaan disebut juga berencana menyediakan vaksin Covid-19 ke mereka yang menginginkan vaksinasi saat tiba di Negeri Sakura.
“Pesawat All Nippon Airways, yang berangkat dari bandara internasional Jakarta, dijadwalkan tiba di bandara Narita dekat Tokyo di kemudian hari,” tulis Nikkei Asia mengutip pemerintah Jepang dan sumber Shimizu Corp.
“Personilnya yang tersisa (di Indonesia) juga akan kembali ke negara itu,”.
Taiwan
Setelah Jepang, warga Taiwan juga dilaporkan akan pergi dari wilayah Indonesia.
Setidaknya 90 lebih pebisnis dan ekspatriat Taiwan memesan kursi pada penerbangan charter 28 Juli. Mereka akan terbang dengan pesawat Batik Air untuk kembali ke Taiwan.
“Jumlah penumpang yang memesan layanan mencapai 100,” ujar kepala pusat layanan yang didirikan Kamar Dagang Indonesia Taiwan (ITCC) untuk membantu warga Taiwan di RI guna mengatasi Covid-19, Kuo Chang-hsin, sebagaimana dilaporkan Focus Taiwan, dikutip Kamis (15/7/2021).
“Mempertimbangkan situasi di Indonesia, kamar dagang Taiwan di Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Surabaya Jawa Timur, semuanya menyarankan anggota senior mereka kembali ke Taiwan.”
Berdasarkan data ITCC dari 6 hingga 12 Juli, ada 72 warga Taiwan terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 10 orang telah pulih sementara empat meninggal dunia.
Focus Taiwan menyebutkan, jika angka kematian sebelumnya ditambah, sebenarnya sudah ada delapan warga Taiwan meninggal di Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Taiwan di Jakarta Chen Chung mengatakan akan mempertimbangkan mengevakuasi warga negaranya dari Indonesia jika negara lain menilai perlu.
Sementara itu, Rabu (14/7/2021), RI kembali mencatat rekor baru kasus harian corona 54.517 pasien dalam sehari. Rekor ini memecahkan rekor sehari sebelumnya yang menembus 47.899 kasus.
Jumlah kasus kematian baru berjumlah 991. Dengan penambahan tersebut maka total kasus meninggal dunia di Indonesia mendekat 70.000 orang, tepatnya 69.210 orang.
Ini menjadikan total warga RI yang telah terinfeksi corona menjadi 2,67 juta orang. Kabar baiknya, kasus kesembuhan hari ini bertambah 17.762 orang dalam sehari sehingga total sembuh menjadi 2,157 juta pasien.[IZ]