ISLAMTODAY ID- Artikel ini ditulis oleh Frank Fang melalui The Epoch Times dengan judul US Officials Condemn China Over Diplomatic Retaliation Against Lithuania.
Departemen Luar Negeri AS dan beberapa anggota Kongres pada 10 Agustus menyuarakan dukungan untuk Lithuania.
Dukungan ini muncul setelah China melontarkan kemarahan diplomatik atas keputusan negara Baltik untuk mengizinkan Taiwan membuka kantor di Vilnius dengan namanya sendiri.
Sementara itu, pada hari Selasa (10/8), Kementerian Luar Negeri China memanggil duta besarnya untuk Lithuania dan menuntutnya menarik duta besarnya untuk China.
Kementerian mengatakan negara Baltik “dengan berani melanggar” hubungan antara China dan Lithuania, dan memperingatkan bahwa akan ada “konsekuensi potensial” jika kantor Taiwan memang dibuka.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan sekutu NATO kami, Lithuania, dan kami mengutuk tindakan pembalasan RRC [Republik Rakyat China] baru-baru ini,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada pengarahan pada 10 Agustus, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (12/8).
Dia menambahkan, “Kami mendukung mitra Eropa dan sekutu kami saat mereka mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan Taiwan dan menolak perilaku pemaksaan RRT.”
Lebih lanjut, Price mengatakan ada manfaat bagi negara-negara untuk terlibat dengan Taiwan, karena pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu adalah “pemimpin global dalam kesehatan masyarakat, manufaktur maju, dan pemerintahan yang demokratis.”
“Setiap negara harus dapat menentukan kontur kebijakan ‘satu-China’ sendiri tanpa paksaan dari luar,” kujar Price.
Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, telah lama memegang “kebijakan satu-China”, yang menegaskan bahwa hanya ada satu negara berdaulat dengan nama “China.”
Rezim China memaksa negara-negara menerima “prinsip satu-China” di mana Beijing menegaskan kedaulatan atas Taiwan.
Disisi lain, Taiwan, negara merdeka de facto dengan militer dan konstitusinya sendiri, mendirikan kantor perdagangan yang bertindak sebagai kedutaan de facto di negara-negara tanpa hubungan formal.
Misalnya, kedutaan de facto Taiwan di Amerika Serikat disebut Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Amerika Serikat.
Baik Washington maupun Vilnius tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.
Pulau yang memiliki pemerintahan sendiri saat ini memiliki 15 sekutu diplomatik, dengan Vatikan menjadi satu-satunya di Eropa.
Misi Taipei di Republik Latvia (TMIL) menangani urusan antara Taiwan dan tiga negara Baltik—Estonia, Latvia, dan Lituania.
Dukungan Lithuania
Kementerian Luar Negeri Lithuania, dalam sebuah pernyataan, menyatakan penyesalan atas keputusan China.
Namun, kementerian menambahkan bahwa negara itu “bertekad untuk mengejar hubungan yang saling menguntungkan dengan Taiwan seperti yang dilakukan banyak negara lain di Uni Eropa dan seluruh dunia.”
Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa (10/8) bahwa, “Kami sedang mempertimbangkan langkah kami selanjutnya.”
Media pemerintah China Global Times, dalam sebuah op-ed yang diterbitkan pada hari Selasa (10/8), mengatakan tindakan diplomatik Beijing terhadap Lithuania adalah peringatan bagi seluruh dunia.
“Jika pemerintah China tidak mengambil tindakan, hal itu dapat meninggalkan kesan yang salah kepada seluruh dunia bahwa negara-negara yang menyinggung China atas Taiwan tidak akan dihukum,” ujarnya.
Pemimpin redaksi outlet, Hu Xijin, mengecam Lithuania sebagai “negara kecil yang gila” dan “ Pendukung AS” dalam sebuah artikel.
Dia mengatakan negara Baltik pada akhirnya akan membayar.
Beberapa anggota parlemen AS turun ke Twitter untuk menyuarakan dukungan untuk Lithuania.
“Diplomasi hukuman RRT tidak akan membungkam negara-negara demokratis dalam mendukung #Taiwan, contoh demokrasi yang bersinar di Indo-Pasifik,” tulis Sen. Marco Rubio (R-Fla.), wakil ketua Komite Intelijen Senat.
Rubio menambahkan:
“Negara-negara bebas, seperti #Lithuania, memiliki hak untuk terlibat dengan sesama demokrasi. Kita semua harus melawan agresi #PKC.”
Rep. Carlos Gimenez (R-Fla.) memuji Lithuania karena “tetap teguh dalam hubungan mereka dengan Taiwan,” meskipun ada tekanan dari Partai Komunis China(PKC).
“Taiwan adalah sekutu penting bagi perjuangan kita melawan kejahatan komunisme Beijing,” tambahnya.
Pada bulan Juli, Lithuania mengumumkan bahwa mereka akan membuka kantor perdagangan di ibu kota Taiwan, Taipei, pada musim gugur tahun ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, Lithuania tidak malu-malu menyuarakan kritiknya terhadap rezim Tiongkok.
Pada bulan Mei, China memutuskan untuk menarik diri dari platform kerja sama “17+1” China, yang bergabung pada tahun 2012.
Pada bulan yang sama, parlemen negara itu mengeluarkan resolusi yang menyerukan perlakuan rezim komunis terhadap Uighur di wilayah Xinjiang barat jauh China sebagai “genosida.”
Lebih lanjut pada hari Selasa (10/8), kementerian luar negeri Lithuania menyatakan pihaknya mendukung Kanada dalam “mengutuk keputusan #China untuk menegakkan hukuman mati Robert Schellenberg.”
Untuk diketahui, Schellenberg, seorang warga negara Kanada yang telah ditahan di Tiongkok sejak 2014, bandingnya ditolak di pengadilan Tiongkok pada 10 Agustus.
Dia dijatuhi hukuman mati pada tahun 2018 atas kasus narkoba.
Pada 11 Agustus, Kementerian Luar Negeri Taiwan menggunakan akun Twitternya untuk memuji Lithuania atas “sikapnya yang berani [dan] berprinsip” di Taiwan.
“Sebagai kekuatan untuk kebaikan, kami akan terus bekerja sama untuk menjaga kebebasan & demokrasi untuk kepentingan warga negara kami,” tulis kementerian Taiwan.
(Resa/ZeroHedge/Global Times)