ISLAMTODAY ID— Muhyiddin Yassin dilaporkan akan tetap memegang jabatan Perdana Menteri (PM) Malaysia sementara meski sudah mengajukan pengunduran diri pada Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.
Muhyiddin Yassin memegang sementara jabatan PM hingga ada penggantinya secara definitif.
“Setelah pengunduran diri, Muhyiddin tetap mengisi peran sebagai Perdana Menteri sementara sampai Perdana Menteri baru ditunjuk,” demikian pernyataan resmi Kerajaan Malaysia dalam pernyataan resmi di Facebook Reuters, Senin (16/8), dilansir dari Reuters.
Raja Malaysia mengatakan pemilihan umum dalam waktu dekat dirasa kurang tepat.
“(itu) bukan pilihan terbaik,” jelasnya, seperti dilansir Straits Times, Senin (16/8).
Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kesejahteraan dan keamanan rakyat.
Kabar soal pengunduran diri Muhyiddin Yassin terdengar sejak kemarin, Ahad (15/8). Namun, ia hanya menyampaikan kepada partainya.
Kini, ia secara resmi mengumumkan kepada publik pengunduran dirinya dari kursi perdana menteri.
“Hari ini adalah hari terakhir saya sebagai perdana menteri dan saya ridho dengan ketentuan Illahi ini,” ujar Muhyiddin Yassin dalam pidato kenegaraan.
Muhyiddin berharap pemerintahan baru bisa segera ditunjuk sehingga roda pemerintahan tak akan terganggu.
“Saya berharap pemerintah baru yang mengambil alih pemerintahan negara ini akan menjaga kalian semua dengan baik, karena itu adalah satu-satunya hal yang saya pedulikan,” tandasnya.
Muhyiddin menegaskan kembali keyakinannya bahwa Malaysia akan segera keluar dari krisis pandemi, mengingat jumlah vaksinasi yang meningkat.
Informasi tentang pengunduran diri pemerintahan Muhyiddin terus menguat setelah sang perdana menteri terus dikritik terkait penanganan pandemi Covid-19.
Sebelum pengumuman resmi itu, Menteri Ilmu Pengetahuan Malaysia, Khairy Jamaluddin, juga menyatakan bahwa kabinet pemerintahan PM Muhyiddin Yassin sudah mengajukan pengunduran diri ke raja.
“Kabinet sudah menyerahkan surat pengunduran diri ke raja. Terima kasih atas kesempatannya. Sekali lagi, untuk melayani negara, Tuhan memberkati Malaysia,” kata Khairy melalui akun Instagram pribadinya.
Kepemimpinan Muhyiddin sebetulnya mulai goyah sejak Maret 2020 lalu, saat ia hanya meraih sedikit suara di parlemen.
Gejolak semakin meningkat usai Malaysia mengalami lonjakan kasus Covid-19. Partai terbesar Malaysia, UMNO, akhirnya menarik dukungan karena Muhyiddin dianggap gagal menangani pandemi.
Kondisi Internal pemerintahannya terus bergejolak, apalagi setelah ia terlibat selisih pendapat dengan Sultan Abdullah menyoal pemberlakuan status darurat nasional Covid-19.
Pasca peristiwa itu, pihak Oposisi menganggap Muhyiddin melanggar konstitusi karena melangkahi wewenang Raja. Kubu Oposisi juga merasa sang perdana menteri berupaya menghindari mosi tidak percaya dengan menunda rapat parlemen.[Reuters/CNN Indonesia/Strait Times]