ISLAMTODAY ID-Seorang diplomat Korea Utara telah mendorong China dan Korea Utara untuk memperkuat hubungan mereka dalam menentang Amerika.
Komentar tersebut muncul saat perdagangan antara China dan Korea Utara mencapai rekor terendah selama awal tahun.
Untuk diketahui, Ri Ryong-nam, duta besar Korea Utara untuk China menuduh AS dan Korea Selatan meningkatkan latihan militer.
Dia mengatakan kepada China Global Times bahwa memperkuat hubungan menandai masa depan.
Dia berkata: “Tidak sulit untuk melihat bahwa AS akan memperkuat kegiatan militernya melawan negara-negara Asia-Pasifik termasuk China.
“AS adalah ancaman bersama bagi Korea Utara dan China, dan kedua negara harus menghadapinya dengan memperkuat kerja sama mereka.”
“Itu tidak diinginkan dan mereka pasti akan membayar harganya untuk itu. Situasi saat ini membuktikan bahwa keputusan Korea Utara untuk memperkuat pertahanan nasionalnya adalah tindakan yang benar-benar benar dan sah,” ungkap Ri Ryong-nam, seperti dilansir dari Express.co.uk, Senin (16/8)
Sementara itu, adik Kim Jong-un akan memeras Korea Selatan dan AS dengan “ancaman keamanan” jika kedua negara menyelesaikan latihan militer tahunan mereka.
Latihan ini akan berlangsung di dekat perbatasan Korea Utara minggu ini.
Korea Utara tidak menanggapi panggilan rutin di hotline antar-Korea sehari setelah sekutu memulai pelatihan awal pekan lalu.
Kim Yo-Jong, saudara perempuan Kim Jong-un berkata: “Harapan atau putus asa? Itu bukan terserah kita.”
Namun, terlepas dari ancaman krisis keamanan dari Korea Utara, Korea Selatan dan AS akan memulai latihan tahunan mereka pada hari Senin (16/8), ungkap militer Korea Selatan pada hari Ahad (15/8).
Selain itu, Kepala Staf Gabungan mengatakan: “Aliansi membuat keputusan setelah secara komprehensif mempertimbangkan situasi COVID-19, sikap pertahanan bersama, dan cara-cara mendukung upaya diplomatik untuk denuklirisasi dan mendorong perdamaian abadi di semenanjung Korea.”
AS saat ini memiliki 28.500 tentara di Korea Selatan, sejak Perang Korea tahun 1950-53 yang tidak berakhir dengan perjanjian damai melainkan gencatan senjata.
Kepala Staf Gabungan mengatakan latihan itu dimaksudkan untuk mempercepat kemajuan upaya Seoul mengambil alih kendali masa perang atas pasukan gabungan dari AS.
(Resa/Express.co.uk/China Global Times)