ISLAMTODAY — Mayor Jenderal Chris Donahue dan Diplomat AS Ross Wilson merupakan dua pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) yang paling akhir meninggalkan wilayah Afghanistan.
Mayor Jenderal Chris Donahue merupakan Komandan Divisi Lintas Udara ke-82 Amerika Serikat, sementara itu Ross Wilson merupakan Kuasa Usaha Diplomat tinggi di Kabul.
Mayjen Donahue menjadi jenderal Amerika Serikat yang terakhir angkat kaki dari Afghanistan. Chris Donahue meninggalkan Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul pada Senin (30/8) malam waktu setempat
Sebelumnya, Pentagon mengunggah foto Chris Donahue, saat akan menaiki pesawat militer C-17 meninggalkan Kabul.
Foto itu menunjukkan Donahue tengah berjalan menuju pesawat militer terakhir AS di Afghanistan. Ia terlihat memakai seragam dinas lapangan militer AS sembari membawa senjata dan dilengkapi helm.
Jenderal tertinggi komando pusat AS, Kenneth “Frank” McKenzie, mengatakan Donahue dan Kuasa Usaha Diplomat tinggi di Kabul, Ross Wilson, menjadi dua pejabat terakhir yang naik ke pesawat militer AS meninggalkan Afghanistan.
“Di pesawat terakhir yang keluar adalah Jenderal Chris Donahue, komandan divisi lintas udara ke-82 dan komandan pasukan besar saya di sana, dan dia ditemani oleh Duta Besar kami Ross Wilson, jadi mereka keluar bersama-sama,” kata McKenzie, dilansir dari CNN, Selasa (31/8).
Frank Mc Kenzie melanjutkan, “Tim negara dan pertahanan keluar di pesawat terakhir dan sebenarnya orang terakhir yang menginjak tanah, naik ke pesawat.”
Tradisi Militer
Dalam tradisi militer, perwira dengan pangkat tertinggi terakhir meninggalkan medan laga: “The Last Man Departing.”
Penarikan terakhir pasukan AS dari bandara Kabul selesai pada Senin (30/8) malam.
Pesawat militer AS terakhir lepas landas satu menit sebelum tengah malam waktu setempat dari Kabul.
Keberangkatan itu juga menjadi tanda AS dan sekutunya tak lagi memiliki pasukan di Afghanistan.
Sebelum berangkat, militer AS melumpuhkan sejumlah pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi di bandara Kabul.
Frank McKenzie mengatakan 73 pesawat yang sudah berada di Bandara Internasional Hamid Karzai “demiliterisasi”, atau dianggap tidak berguna, oleh pasukan AS sebelum mereka menyelesaikan evakuasi dari Afghanistan.
“Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi. Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun,” jelasnya.
AS pun meninggalkan sekitar 70 kendaraan taktis lapis baja MRAP, yang sudah dinonaktifkan dan 27 Humvee.
“(Kendaraan) itu tidak akan pernah digunakan lagi oleh siapa pun,” jelas Mckenzie.
AS juga meninggalkan sistem C-RAM, kontra roket, artileri, dan mortir yang digunakan untuk melindungi bandara dari serangan roket.
Sistem ini membantu menangkis serangan lima roket dari kelompok ISIS.
“Kami memilih untuk menjaga sistem itu tetap beroperasi hingga menit terakhir,” ujar McKenzie, dilansir dari AFP, Selasa (31/8).
Menurut McKenzie, sistem itu memiliki prosedur yang kompleks dan memakan waktu lama untuk memecah sistem tersebut.
“Jadi kami menonaktifkan sistem itu sehingga tidak akan pernah digunakan.”
Usai seluruh pasukan asing hengkang, Taliban mendeklarasikan kemerdekaan Afghanistan tanpa kehadiran AS, yang sudah menginvasi selama 20 tahun.
Sumber: CNN, AFP