ISLAMTODAY ID-Di tengah penarikan pasukan AS yang kacau dari Afghanistan, politisi dan orang dalam telah memperingatkan bahwa penarikan cepat dapat memberikan panggung untuk kebangkitan kelompok teroris di negara yang dilanda perang.
Beberapa pihak mengantisipasi kembalinya al-Qaeda bisa segera terungkap.
Ancaman teror terbesar bagi AS kini muncul di Yaman, Suriah, Irak, dan Somalia – bukan Afghanistan, ungkap Direktur Intelijen Nasional Avril Haines.
Pengungkapan itu muncul Senin (13/9) selama KTT Intelijen dan Keamanan Nasional tahunan yang dimulai di pinggiran kota Washington dan diperkirakan akan berakhir pada hari Selasa (14/9).
Meskipun pejabat intelijen AS terus mengawasi perkembangan yang terjadi di Afghanistan yang dilanda perang, Haines mengakui selama acara tersebut bahwa ancaman teror yang lebih besar sebenarnya muncul di negara-negara seperti Somalia, Yaman, Suriah dan Irak.
“Dalam hal tanah air, ancaman sekarang dari kelompok teroris, kami tidak memprioritaskan di daftar teratas Afghanistan,” ujar Haines kepada peserta acara, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (14/9).
“Apa yang kami lihat adalah Yaman, Somalia, Suriah, dan Irak untuk [Daesh]. Dan di situlah kami melihat ancaman terbesar.”
Saat keluar dari Kabul, 13 tentara AS terbunuh oleh sebuah bom bunuh diri yang kemudian diklaim oleh Daesh-K, sebuah kelompok cabang dari kelompok militan Daesh.
Haines kemudian menindaklanjuti pernyataannya dengan menggarisbawahi selama acara pidato bahwa badan-badan intelijen masih menempatkan “fokus besar” pada potensi kebangkitan kelompok teroris di Afghanistan.
“Pengumpulan intelijen kami berkurang [di Afghanistan] dan itu adalah sesuatu yang harus kami persiapkan dan yang telah kami persiapkan, sejujurnya, cukup lama,” tambahnya.
Lebih lanjut, Avril Haines mengakui bahwa penarikan pasukan dan pengambilalihan cepat oleh Taliban telah membuat operasi kontraterorisme agak lebih menantang.
Selian itu, ia juga mengalihkan perhatian ke terorisme domestik juga dan menunjukkan bahwa hal-hal seperti itu adalah “ancaman yang berkembang dan mengkhawatirkan” bagi para pejabat.
Komentar Haines muncul setelah pernyataan dari Jenderal AS Mark Milley, yang baru-baru ini memperingatkan bahwa “kemungkinan” perang saudara di Afghanistan dapat mengarah pada “pemulihan kembali al-Qaeda.”
Milley berspekulasi bahwa pertikaian semacam itu di wilayah tersebut dapat terjadi “dalam 12, 24, 36 bulan.”
(Resa/Sputniknews)