ISLAMTODAY ID-Data menunjukkan volume perdagangan antara UEA dan Israel melonjak dari USD51 juta dalam tujuh bulan pertama tahun 2020 menjadi USD614 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
Perdagangan antara Israel dan negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara telah meningkat secara signifikan pada tahun 2021.
Hal ini terjadi karena menyusul normalisasi hubungan Tel Aviv dengan beberapa negara Arab tahun lalu.
Dalam tujuh bulan pertama tahun 2021, perdagangan tumbuh sebesar 234 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020, menurut angka yang dikutip oleh Biro Pusat Statistik Israel.
Volume terbesar adalah dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang melonjak dari USD50,8 juta antara Januari dan Juli 2020 menjadi USD613,9 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
Selain itu, perdagangan dengan Yordania tahun ini juga meningkat dari USD136,2 juta menjadi USD224,2 juta.
Sementara data menunjukkan volume dengan Mesir naik dari USD92 juta menjadi 122,4 juta, dan pertukaran dengan Maroko naik dari USD14,9 juta menjadi USD20,8 juta.
Di sisi lain, Bahrain yang tidak terlibat dalam perdagangan apa pun dengan Israel selama tujuh bulan pertama tahun 2020, mencatatkan nilai USD300.000 tahun ini.
Data yang dikutip tidak termasuk perdagangan pariwisata dan jasa.
Angka-angka ini muncul setahun setelah Israel menandatangani serangkaian perjanjian normalisasi dengan negara-negara Arab dan Muslim yang dikenal sebagai “Kesepakatan Abraham” di bawah naungan pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Untuk diketahui, UEA adalah negara Teluk pertama yang menandatangani perjanjian tersebut, sebelum Bahrain, Maroko dan Sudan mengikutinya.
Mesir dan Yordania sebelumnya merupakan satu-satunya negara Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel masing-masing pada tahun 1979 dan tahun 1994.
Kesepakatan itu pecah dengan gagasan lama bahwa negara-negara Arab tidak akan normalisasi dengan Israel sampai mencapai kesepakatan damai yang komprehensif dengan Palestina.
Perjanjian itu dikecam sebagai pengkhianatan dan “tikaman dari belakang” oleh orang-orang Palestina.
Hubungan Israel-UEA
Sebagai pusat global utama untuk perdagangan dan re-ekspor modal, mitra dagang utama UEA adalah China (USD35,5 miliar), India (USD28,6 miliar), AS (USD17,1 miliar), Arab Saudi (USD11 miliar), Jerman (USD9,72 miliar) dan Inggris (USD9,5 miliar).
Untuk diketahui, emas, peralatan penyiaran, perhiasan, minyak bumi olahan, dan berlian merupakan lima produk teratas yang diimpor ke negara UEA.
Sementara Israel menyumbang volume perdagangan yang jauh lebih kecil daripada mitra utamanya.
Namun, UEA akan memperdalam hubungan komersial mereka dengan negara Yahudi itu.
Pada hari Senin (13/9), menteri ekonomi Abdulla Bin Touq mengatakan bahwa Abu Dhabi memproyeksikan untuk mengembangkan hubungan ekonomi dengan Tel Aviv hingga USD1 triliun selama dekade berikutnya.
Sejak normalisasi, UEA telah menandatangani lebih dari 60 nota kesepahaman dengan Israel dan mengharapkan “masuknya” perdagangan selama beberapa tahun ke depan, kata Bin Touq, terutama dalam pertahanan, energi dan ketahanan pangan.
“Kami memiliki $500 hingga $700 juta dolar dari perdagangan bilateral yang terjadi, kami memiliki dana miliaran dolar yang telah diumumkan bersama antara kedua negara,” ujarnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (16/9).
“Kami bergerak ke begitu banyak bidang peluang ekonomi.”
Di antara kesepakatan tersebut termasuk Mubadala Investment Co dari Abu Dhabi yang menandatangani pembelian sebesar USD 1 miliar dari 22 persen saham di ladang gas alam Tamar Mediterania Timur Delek Drilling awal bulan ini.
Langkah tersebut menandai kesepakatan terbesar antara kedua negara.
“Transaksi ini menandai tonggak sejarah dalam penyelarasan antara Israel dan UEA,” ungkap Yossi Abu, CEO Delek.
“Ini menunjukkan bagaimana sumber daya gas alam Israel dapat menjadi sumber kolaborasi antar negara.”
Kedua negara memiliki delegasi perdagangan tingkat tinggi yang mengeksplorasi peluang investasi di bidang teknologi, penerbangan, pendidikan, telekomunikasi, dan pariwisata selama setahun terakhir.
Kembali pada bulan Maret, UEA mengumumkan dana investasi USD12 miliar untuk sektor strategis di Israel, termasuk manufaktur energi, air, ruang angkasa, perawatan kesehatan, dan teknologi pertanian.
Sebelum tahun 2020, hubungan klandestin antara Israel dan UEA ada selama beberapa dekade, karena Abu Dhabi tidak menonjolkan diri atas hubungan tidak resminya dengan Tel Aviv melalui berbagai pertukaran ekonomi, politik dan budaya.
Israel telah lama membantu UEA di bidang keamanan melalui transfer teknologi siber dan pengawasan.
Awal tahun ini, para menteri Emirat dan Israel menjanjikan kerja sama militer dan pertahanan.
Lebih lanjut, kepala pertahanan Israel membayangkan “pengaturan keamanan khusus” antara kedua negara.
(Resa/TRTWorld)