ISLAMTODAY ID-Arab Saudi telah menghubungi Israel terkait kemungkinan pengadaan sistem pertahanan rudal, menurut majalah berita dan analisis khusus perdagangan, Breaking Defence.
Iron Dome yang diproduksi oleh perusahaan teknologi pertahanan Israel Rafael dan Barak ER yang diproduksi oleh Israel Aerospace Industries (IAI) adalah dua opsi yang dipertimbangkan oleh Riyadh.
Sumber pertahanan Israel mengatakan kepada majalah itu bahwa kesepakatan seperti itu akan realistis, selama kedua negara mendapat persetujuan dari Washington.
“Ketertarikan Arab Saudi pada sistem Israel telah mencapai fase yang sangat praktis,” ujar sumber tersebut, seperti dilansir dari MEMO, Rabu (15/9).
Sumber yang sama dilaporkan mengatakan bahwa Riyadh telah mengadakan pembicaraan tingkat rendah dengan Tel-Aviv selama beberapa tahun tentang sistem tersebut.
Mereka tampaknya mulai mengambil lebih banyak energi setelah menjadi jelas bahwa AS akan menghapus aset pertahanan udaranya dari Kerajaan Arab Saudi.
Keputusan itu telah dibuat dengan Washington yang secara diam-diam mengeluarkan baterai THAAD dan Patriot Amerika dari Pangkalan Udara Pangeran Sultan, yang terletak di luar Riyadh.
Baterai telah dikerahkan di Kerajaan setelah pemogokan tahun 2019 pada fasilitas produksi minyak Saudi.
Sementara itu, Houthi yang didukung Iran, yang rudal balistik jarak menengah dan panjangnya dicegat oleh sistem pertahanan udara Saudi buatan AS, dianggap bertanggung jawab atas serangan itu.
Washington tidak mungkin menghalangi kesepakatan antara Israel dan Arab Saudi. Memang, pembelian senjata buatan Israel oleh Riyadh diharapkan dapat mempercepat penjualan senjata dengan negara-negara Arab yang menormalkan hubungan dengan negara pendudukan setahun yang lalu sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham.
Arab Saudi telah mempertahankan posisi bahwa normalisasi penuh dengan Israel hanya akan terjadi setelah berakhirnya pendudukannya atas Palestina.
Pensiunan Brigadir Jenderal Giora Elland, mantan direktur Dewan Keamanan Nasional Israel dan mantan kepala Departemen Perencanaan Pasukan Pertahanan Israel, mengatakan bahwa dia mengharapkan tidak ada keberatan dari Washington atas penjualan sistem Israel ini ke “negara-negara Teluk yang bersahabat”.
Riyadh juga dikatakan mempertimbangkan opsi lain untuk pertahanan rudalnya, termasuk China dan Rusia.
(Resa/MEMO)